Nasional

Rais Aam PBNU Kasih Resep Persiapan Raih Lailatul Qadar

NU Online  ·  Kamis, 30 Mei 2019 | 11:00 WIB

Rais Aam PBNU Kasih Resep Persiapan Raih Lailatul Qadar

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar

Jakarta, NU Online 
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengingatkan bahwa tiap bulan suci Ramadhan selalu ada lailatul qadar, yaitu suatu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Artinya seribu adalah sarat atau penuh dengan kebaikan. 

Tentang malam tersebut diabadikan di dalam Al-Qur’an di surat Al-Qadar yang artinya: Sesunguhnya kami telah menurunkanya (Al-Qur’an) pada malam qadr (kemulian) (1) Dan tahukah kamu apakah malam qadr itu? (2) Malam qadr itu lebih baik dari seribu bulan (3).

Menurut Kiai Miftach, istilah seribu dalam tradisi masyarakat Arab mengacu kepada sesuatu yang jumlahnya banyak atau tidak terhitung. 

“Kebiasaan orang Arab waktu itu sering menyebutkan atau menunjukkan sesuatu yang tak terhingga dengan bilangan “alf” yang artinya seribu,” katanya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (30/5).

Menurut Kiai Miftach, untuk meraih lailatul qadar, seseorang harus mempersiapkannya sejak jauh hari, bukan dimulai dari akhir bulan Ramadhan. Bahkan, menurut dia, persiapannya dilakukan dari awal bulan puasa, enam bulan sebelumnya, dari awal Syawal tahun lalu, dan bahkan sepanjang usia. 

Persiapan meraih lailatul qadar, lanjutnya, adalah dengan selalu melakukan dan meningkatkan amal giat dalam beribadah dan praktik keseharian dengan dipenuhi perilaku kebaikan.  

“Untuk meraih sesuatu yang istimewa, yang lebih baik dari seribu bulan, harus dilakukan persiapan yang sangat panjang. Ibarat sebuah pertandingan kelas internasional, persiapannya pun harus panjang, bukan persiapan yang setengah-setengah, apalagi di akhir bulan,” katanya.   

Menurut dia, di antara tanda-tanda orang yang berhasil meraih lailatul qadar adalah makin hari makin baik kehidupannya, terutama dalam ibadahnya, kewaspadaannya, dan lain-lain. 

“Sebagaimana haji mabrur, orang yang meraih lailatul qadar adalah orang yang kemudian menjadi lebih baik dari sebelumnya,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Kiai Miftach mengingatkan kepada warga NU yang tengah mudik ke kampung masing-masing agar selalu berhati-hati di jalan. Kemudian, ketika sampai di kampung masing-masing, hendaknya menjadi penerang, bukan menjadi orang yang menghambur-hamburkan kekayaan. (Abdullah Alawi)