Palu, NU Online
Setelah peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,4 SR yang diikuti tsunami dan likuifaksi 28 September 2018 yang melanda Sulawesi Tengah, sebagian besar sektor kehidupan, psikologi, ekonomi, kesehatan, sampai ke pemerintahan mengalami kelumpuhan. Dampak psikologis yang terjadi pada guru berupa trauma bisa menimbulkan efek berkepanjangan dan memengaruhi proses kehidupan bermasyarakat.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdltul Ulama (LPBI NU) bekerjasama dengan Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus menggelar Bimbingan Teknis Dukungan Psikososial bagi Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
"Perlu diberikan pendekatan khusus bagi guru yang penanganannya berbeda dengan korban bencana lainnya, salah satunya melalui kegiatan Bimbingan Teknis dukungan psikososial,” jelas Asrul Ahmad, Kepala Bidang Guru dan Lembaga Kependidikan.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Sri Renani Pantjastuti, menyatakan sebagai institusi yang memiliki salah satu tugas dan fungsi melaksanakan pembinaan guru, pihaknya perlu melakukan tindakan nyata membantu pemulihan dampak psikososial trauma bencana bagi guru-guru yang terdampak bencana di Kabupaten Sigi.
“Dengan diadakannya kegiatan ini, harapannya akan bermuara pada pemulihan psikososial warga sekolah secara keseluruhan,” tutur Renani.
Yayah Ruchyati, selaku Sekretaris LPBI NU sekaligus penanggungjawab pelaksanaan Bimtek ini menyatakan, Pelaksanaan Bimbingan Teknis Dukungan Psikososial ini melibatkan 379 peserta dari 16 SMA dan SMK se-Kabupaten Sigi. Mereka terbagi menjadi empat kelompok dengan empat titik pelaksanaan, yaitu di SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA Negeri 4 dan SMA Negeri 14. Untuk kelancaran kegiatan peserta didampingi 40 orang pendamping.
Teh Yayah, sapaan akrabnya, menjelaskan para peserta ini akan mendapatkan pendampingan dari 80 guru yang sebelumnya telah mengikuti Training of Facilitator (ToF) selama dua hari (12-13 Desember 2018) di MTs Al-Khairat.
“Bimtek ini adalah tindak lanjut dari Training of Trainer (ToT) yang diikuti oleh 80 guru yang merupakan perwakilan dari SMA dan SMK se Kabupaten Sigi," ucapnya.
Sementara itu, salah satu tim penjamin mutu, perwakilan dari LPBI NU, Rahmat menjelaskan secara teknis dalam Bimtek ini, peserta menerima sebanyak sembilan materi, di antaranya hak dan perlindungan anak, dukungan psikososial pascabencana, pendidikan dalam situasi darurat, skenario pada situasi darurat, pemetaan kapasitas, dan rencana respons tanggap darurat, serta perangkat pembelajaran pada situasi bencana.
Kegiatan berlangsung 14-16 Desember 2018. (Masrukhin/Kendi Setiawan)