Nasional

RMI NU: Penyakit Gudik Santri itu Bukan Berkah

Jum, 15 Maret 2019 | 14:30 WIB

RMI NU: Penyakit Gudik Santri itu Bukan Berkah

Workshop kebersihan pesantren di Blora, Jateng

Blora, NU Online
Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU menggulirkan paradigma baru semangat menjaga kebersihan di lingkungan pesantren. Para santri diharapkan menjadi pelopor kebersihan dan siap menjadi gugus tugas perilaku hidup bersih di lingkungan masing-masing.

Ketua Pengurus Pusat RMI NU KH Abdul Ghoffar Rozin menegaskan, para santri di pesantren kerap kali memiliki kebiasaan buruk, yakni kurang memperhatikan kebersihan. Bahkan, sebagian dari para santri ini meyakini, berbagai penyakit kulit yang mereka alami, dipercaya mengandung berkah.

Hal tersebut disampaikan pada saat membuka Workshop Pesantrenku Bersih Pesantrenku Sehat, di Pesantren Al-Hikmah Ngadipurwo, Blora, Jawa Tengah, Jumat (15/3). “Tapi pemahaman ini salah. Gudiken (nama salah satu penyakit kulit, red) itu berkah, ini tidak ada hubungannya,” tegas Gus Rozin, sapaan akrab KH Abdul Ghoffar Rozin.
 
Sehingga, dengan digulirkannya pemahaman baru terkait kebersihan di pesantren, dapat menegaskan citra lembaga ini sebagai pionir kebersihan. Santri pesantren harus mampu menjadi agent of change (agen perubahan) dalam membudayakan kebersihan.

“Maka, nanti tiga bulan mendatang kita akan datang lagi ke sini. Untuk mengecek, apakah workshop ini berhasil maksimal atau tidak,” imbuh Gus Rozin yang juga merupakan Staff Khusus Presiden RI Bidang Keagamaan itu.

Gus Rozin menambahkan, Workshop Pesantrenku Bersih Pesantrenku Sehat ini kerja sama antara RMI NU dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Kerja sama antara dua lembaga ini bukanlah kali pertama. Dalam beberapa agenda terakhir, dua lembaga ini kerap menggelar agenda bertema kepesantrenan.

“Kalau dulu, kita bikin tagline Pesantrenku Keren! dan sekarang Pesantrenku Bersih, Pesantrenku Sehat. Jadi, Kalau gak bersih, gak keren,” pungkasnya.

Perwakilan PT PGN Tbk, Santiaji Gunawan menyambut baik paradigma kebersihan di pesantren. Pasalnya, pesantren dewasa ini semakin dipercaya menjadi pelopor pendidikan karakter anak bangsa, yang tak hanya mengajarkan ilmu agama. Tetapi juga, semangat toleransi dan kebhinekaan.

“Maka, saat pertama kali RMI NU mengajak kerja sama ini, saya langsung mendukungnya. Kita sebagai BUMN, tidak boleh hanya mencari untung. Tetapi, kita juga harus mendukung upaya-upaya seperti ini, membudayakan hidup bersih dan sehat,” ujar Santiaji.

Dalam rilis yang diterima NU Online, Jumat (15/3) Pengasuh Pesantren Al-Hikmah Ngadipurwo Blora, KHMA Faishol Nadjib mengemukakan, acara workshop berlangsung sehari penuh ini diikuti puluhan santri dari puluhan pondok pesantren, dari kawasan Blora dan sekitarnya.

“Ada tiga puluh pesantren yang mengirimkan delegasinya untuk mengikuti workshop ini. Dari kawasan Blora, Rembang, dan kawasan pati. Hari ini, pembukaan dan acara inti akan berlangsung besok selama sehari penuh. Diharapkan, ini akan semakin memupus citra kumuh yang dulu lekat di pesantren,” ujar Gus Fais.

Turut hadir dalam pembukaan Workshop Pesantrenku Bersih Pesantrenku Sehat ini, perwakilan Pemkab Blora, Polres Blora, Kodim 0721/Blora, para kepala desa di sekitar Psantren Ngadipurwo, utusan pesantren, dan masyarakat di sekitar pesantren. (Red: Muiz)