Nasional

Santri Ahli Kaligrafi Ini Jalani Usaha Lukisan Bakar, Omzet Tembus Puluhan Juta

Sen, 19 September 2022 | 16:30 WIB

Santri Ahli Kaligrafi Ini Jalani Usaha Lukisan Bakar, Omzet Tembus Puluhan Juta

Pahmi Ahmad Faruk dan tim pembuatan lukisan bakar. (Foto: dok pribadi)

Jakarta, NU Online
Menjadi santri identik sebagai seorang yang mendalami ilmu agama. Output menjadi santri yang sering dikenal masyarakat pun menjadi calon pengajar. Padahal, selain sukses di bidang pendidikan, santri juga bisa sukses di bidang usaha.

 

Seperti cerita dari seorang santri asal Bandung, Jawa Barat yang satu ini. Adalah Pahmi Ahmad Faruk, pria berusia 25 tahun yang kini sukses berbisnis di bidang seni lukis bakar.

 

Awal mula ketertarikannya mencoba lukisan bakar berangkat dari keterampilan yang ia miliki pada bidang seni kaligrafi. Merasa memiliki modal utama untuk memulai petualangan pada seni lukisan bakar, ia kemudian mempelajari teknik-teknik seni pirografi itu.

 

“Di pesantren dulu sering ada pelatihan kaligrafi. Lalu tertarik membuat lukisan bakar,” ungkap pria yang karib disapa Pahmi itu kepada NU Online, Senin (19/9/2022).

 

Uniknya, pria kelahiran 20 Agustus itu mengaku mempelajari seni pirografi secara otodidak, dengan hanya bermodal tutorial pada YouTube

 

“Nah, awal mulai lukisan bakar, teh, dari YouTube,” ujar pria yang menyantri di Pondok Pesantren Nurul Huda, Pacet, Bandung itu.

 

Karya seni dekorasi pirografi yang digelutinya itu sudah dirintis sejak 2019 dan berjalan selama 3 tahun. Bermula dari menjalani usahanya sendiri, kini ia telah memiliki tim dalam pengerjaannya.

 

“Alhamdulillah sudah bisa mempekerjakan 5 orang,” ujar Pahmi.

 

Hal itu, lanjut Pahmi, turut mempengaruhi produktivitas pengerjaan lukisan bakar. Ketika masih menjalani usahanya sendiri, satu karya lukisan bakar bisa memakan waktu pengerjaan selama seminggu.

 

“Dulu 4 hingga 7 hari. Karena dulu belum punya mesin-mesin, sambil mengaji juga. Sekarang, mah, 1 hari juga beres,” terang Pahmi.

 

Pahmi mengatakan, satu lukisan bakar yang dibanderol mulai dari Rp250 ribu. Sementara itu, harga tertinggi yang pernah ia dapatkan dari karya lukisan bakar tersebut yakni Rp5 juta rupiah.

 

Lukisan bakar yang ia hasilkan pun telah banyak dipesan pelanggan, utamanya di sekitar pulau Jawa bahkan hingga Sulawesi.

 

“Paling jauh itu ada dari Sulawesi Tengah,” katanya.

 

Berawal dari merintis usaha lukisan bakar itu, Pahmi mengatakan bahwa kini usahanya merambah ke beberapa bidang lain. Ia mengaku bahwa omzet penjualannya pun meningkat. Total keseluruhan omzet tersebut mencapai Rp32 juta per bulan.

 

“Dari yang tadinya hanya lukisan bakar, sekarang juga merambat ke bikin furniture dan plakat kayu. Alhamdulillah lukisan bakar membuka jalan ke produk lain,” pungkas Pahmi.

 

Beberapa tokoh dan pejabat negara seperti Pengurus Wilayah (PW) Jam’iyyatul Qurra wal Huffaz Nahdlatul Ulama (JQH NU) Jawa barat Salman Amrillah hingga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun turut memiliki koleksi lukisan bakar karyanya.

 

Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi