Jakarta, NU Online
Ratusan santri Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jagakarsa, Jakarta Selatan mengikuti talkshow Keluarga dan Diabetes, Sabtu (24/11). Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yakni Praktisi Kesehatan Ibnu Mas’ud, Dinas Kesehatan Jakarta Selatan dr Nurul Khairani, dan Aktivis Sobat Diabet Machrosin.
“Diabetes itu tidak mengenal usia,” kata dr Ibnu Mas’ud dalam pemaparannya.
Seseorang dapat mengetahui Diabetes Mellitus (DM) dari beberapa gejala utama yang ada. Di antaranya adalah sering lapar, sering haus, dan sering buang air kecil.
“Adapun gejala tambahannya itu adalah mudah lelah dan mengantuk, pandangan buram, penurunan berat badan secara drastis tanpa sebab, dan kesemutan, serta sering gatal di sekitar kemaluan,” jelas Ibnu Mas’ud.
Namun, ia menambahkan, penyakit yang oleh sebagian besar orang disebut kencing manis ini tidak melulu identik dengan air kencing yang dikerubungi semut saat buang air kecil. “Belum tentu kencing yang dikerubungi semut itu adalah diabetes,” tambahnya.
Selain itu, Machrosin pun mengemukakan pengalamannya yang sejak tiga tahun lalu mengidap penyakit diabetes.
“Sebelumnya saya tidak punya latar belakang yang riskan terhadap penyakit. Tapi di tahun 2015 saya merasa nyeri di lutut. Awalnya tidak menduga (mengidap diabetes). Saat mencari pengetahuan di internet tidak ada informasi soal itu,” paparnya.
Saat ia periksa ke dokter, dokter mengatakan bahwa ada yang bermasalah di syaraf atau otot. Namun setelah mengonsumsi obat-obatan yang diberikan, nyeri itu kembali muncul.
“Saya kemudian cek darah. Nah ketika itu baru ketahuan kadar gula darah saya tinggi. Sekitar 200/300,” katanya.
Berkaitan dengan itu, Nurul Khairani menyarankan kepada para hadirin agar rutin memeriksakan kondisi tubuh.
“Soalnya selama ini kan mindset kita kalau tidak ada keluhan untuk apa periksa ke dokter. Itu yang menjadi kendala. Karena itulah kemudian Kemenkes dan Dinkes mulai memasukkan program sosialisasi penyakit tidak menular (PTM), di antaranya periksa kesehatan secara gratis,” jelasnya.
Dokter Rani, demikian ia akrab disapa, mengatakan diabetes memang bukan penyakit yang menular. Diabetes juga tidak bisa diobati, namun bisa dikurangi dengan berbagai macam upaya.
Karenanya, ia mengajak untuk melakukan pola hidup yang sehat. “Selalu cek kesehatan secara rutin dan berkala, enyahkan asap rokok, dan rajin berolahraga,” pungkasnya.
Talkshow digelar Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) bekerjasama dengan World Diabetes Foundation (WDF) dalamrangka memperingati Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada setiap 14 November. (Aru Elgete/Kendi Setiawan)