Nasional

Santri Tebuireng Raih Medali Emas di Kontes Matematika Internasional

NU Online  ·  Rabu, 17 Agustus 2016 | 20:07 WIB

Jombang, NU Online
Dua santri Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang International Mathematics Contest di Singapura (IMC Singapore). Dua santri yang pesantren yang didirikan KH Hasyim Asy'ari ini meraih medali emas dan medali merit.

Kedua pelajar santri itu adalah Himmayatussorofil Maulida, siswi SMA Trensains Tebuireng yang meraih medali emas dan Sinergy Muharram, siswa Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi'iyah Tebuireng yang meraih medali merit.

"Kita bangga dengan keberhasilan santri Tebuireng di ajang internasional. Ini bukti santri tidak kalah dengan yang lain," ujar KH Abdul Hakim Mahfudz, Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng saat memberikan penghargaan kepada keduanya.

Penghargaan atas keberhasilan dua santri pelajar Tebuireng ini diberikan pada peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-71 di Halaman Universitas Hasyim Asy'ari, Rabu (17/8). Himmayatussorofil Maulida, peraih  medali emas, mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah sebesar lima juta rupiah. Sedangkan Sinergy Muharram, yang meraih medali merit mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah sebesar dua juta rupiah.

International Mathematics Contest di Singapura (IMC Singapore) merupakan ajang bergengsi yang digelar pada 29 Juli-1 Agustus lalu itu diikuti 11 negara, antara lain Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Filipina, Korea, Thailand, Iran, Singapura dan Vietnam.

Gus Kikin panggilan akrab KH Abdul Hakim Mahfudz mengaku bangga dengan keberhasilan dua santri Tebuireng yang ikut mengharumkan nama bangsa Indonesia. Dikatakannya, santri pesantren harus terus membuat sejarah bangsa. "Perjuangan bangsa ini tidak bisa dilepaskan dari peran serta kalangan ulama pesantren. Karena itu, santri sebagai pemilik masa depan harus mampu membuat sejarah bangsa," tuturnya.

Masih menurut Gus Kikin,  bahwa perjuangan kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari peran para ulama, kaum terdidik dan elemen pondok pesantren. Meski kemerdekaan diperjuangkan oleh semua elemen bangsa, gagasan-gagasan utamanya dibentuk dan didorong oleh lapisan masyarakat yang berkesempatan meraih pendidikan pada masa itu.

"Tugas kita semua yang ada di pesantren sebagai pendidik, menyiapakan generasi emas Indonesia 2045. Maka didiklah dengan hati dan sepenuh hati, dengan keluhuran budi pekerti dan keteladanan serta keluasan pengetahuan, agar bisa menginspirasi dan menjadi teladan bagi generasi yang akan datang," pungkasnya di hadapan santri dan seluruh pengajar Pesantren Tebuireng Jombang. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)