Nasional

Silaturahmi ke PBNU, Penasihat Presiden Mesir Perkuat Sanad Keilmuan NU-Al Azhar

Kam, 17 November 2022 | 16:00 WIB

Silaturahmi ke PBNU, Penasihat Presiden Mesir Perkuat Sanad Keilmuan NU-Al Azhar

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menerima kehadiran Penasihat Presiden Mesir Syekh Dr Usamah Azhari di Kantor PBNU, Kamis (17/11/2022). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf didampingi Ketua PBNU H Amin Said Husni, Alissa Wahid , dan Ketua LAZISNU Habib Ali Hasan Al Bahar menerima kehadiran Penasihat Presiden Mesir Syekh Dr Usamah Azhari di Kantor PBNU, Kamis (17/11/2022).


Kehadiran Syekh Usamah ke PBNU dalam rangka bersilaturahmi sekaligus merawat dan memperkuat mata rantai sanad keilmuan antara NU dan Al Azhar.


Alhamdulillah hari ini saya mendapat kunjungan dari Syekh Usamah Azhari. Selain berniat untuk silaturahmi beliau juga bertujuan untuk memperkuat hubungan sanad antara NU dan Al Azhar, salah satunya dengan memuat biografi KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dalam ensiklopedia yang tengah ia rancang,” ucap Gus Yahya.


Ensiklopedia itu, terang Gus Yahya, memiliki 10 jilid dan di setiap jilidnya memuat biografi beberapa tokoh yang pernah mengenyam pendidikan di Al Azhar Kairo, Mesir.


“Jadi, tokoh-tokoh yang ditulis di ensiklopedia itu adalah mereka yang dulunya berstudi di Al-Azhar Mesir, salah satunya Gus Dur,” terang dia.


Selanjutnya, kepada Syekh Usamah ia bercerita bahwa  pamannya, KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus juga merupakan Azhariyyin, alumnus Universitas Al Azhar Mesir, satu angkatan dengan Gus Dur dan Profesor Muhammad Quraish Shihab.


Hal itu sontak membuat ulama yang juga menjadi penasihat Maktab Risalah Al Azhar ini pun antusias untuk mengunjungi Gus Mus.


“Beliau sangat antusias dan mengatakan ingin bertemu dengan Gus Mus, dan ingin banyak menggali infomasi terutama di masa-masa Gus Mus dan Gus Dur ketika belajar di Mesir, “ ungkap kiai Kelahiran 15 Februari 1966 itu.


Ketertarikan Syekh Usamah, menurutnya, tak lain karena pada masa Gus Mus dan Gus Dur studi di Al-Azhar merupakan masa-masa yang begitu sulit, terutama dalam segi perjalanan.


“Itu yang membuat beliau tertarik, dan mungkin itu akan menjadi materi tambahan untuk ensiklopedianya,” jelas tokoh yang pernah menjabat sebagai juru bicara (jubir) Gus Dur itu.


Insyaallah secepatnya kita akan adakan pertemuan di Rembang,” tandas Gus Yahya.


Sementara itu, Syekh Usamah sangat tersanjung mendapat sambutan baik dan hangat dari Gus Yahya. Ia mengucapkan terima kasih atas itu dan berbahagia karena diberikan kesempatan untuk dapat bertemu Gus Mus untuk berbincang banyak soal pengalamannya ketika menimba ilmu di Al-Azhar.


“Saya merasa terhormat dan tersanjung atas sambutannya. Terima kasih atas tawaran untuk bisa bertemu KH Mustofa Bisri (nanti) di Rembang,” ucap dia.


Seperti diketahui, Syekh Usamah Azhari sudah sejak lama melakukan safari mendatangi ulama-ulama nusantara, dalam rangka mengkaitkan sanad keilmuan, khususnya di bidang hadits antar para ulama dunia Islam.


Ia mengunjungi para ulama nusantara yang bersanad seperti Syekh Al Musnid Muhammad Husni Tamrin Al Banjari. Syeikh Husni Tamrin sendiri merupakan murid dari Syekh Yasin Al Fadani, yang dikenal sebagai “Musnid Ad-dunya” di zamannya.


Sebelumnya dalam safari Syekh Usamah di Nusantara, beliau juga sempat mengunjungi Profesor Dr Naquib Al-Attas, pakar ilmu kalam asal Indonesia yang saat ini tinggal di Malaysia dan sejumlah ulama lainnya.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin