Kendal, NU Online
Anggota MPR RI H Akhmad Muqowam mengapresiasi kiprah Gerakan Pemuda Ansor dan Banser yang terus konsisten berada di garda terdepan dalam menjaga kemajemukan NKRI.
Menurutnya, Empat Pilar Kebangsaan memiliki kedudukan yang sangat penting. Terlebih dalam beberapa waktu terakhir ini, semangat kebangsaan mulai luntur karena kurangnya pemahaman dan penghargaan terhadap kemajemukan. Dampaknya, radikalisme dan sikap intoleran kian berkembang.
GP Ansor yang pada tanggal 24 bulan ini akan berulangtahun ke-85, kata Muqowam, memiliki peran luar biasa dalam merawat keutuhan bangsa yang majemuk ini. Semangat ini perlu terus dijaga dan ditularkan ke elemen masyarakat lainnya.
"Menjaga NKRI ini tidak mudah, dan butuh peran aktif dari masyarakat," terangnya pada sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Pondok Pesantren Safiiyah Salafiyah Desa Gebanganom Wetan, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Jumat (18/1).
Di hadapan ratusan anggota Ansor, Banser dan para santri yang hadir ia menjelaskan, keempat pilar itu meliputi Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara, UUD tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara serta Ketetapan MPR, NKRI sebagai Bentuk Negara, dan Bhineka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara.
Sementara itu, Ketua Umum PC GP Ansor Kendal Muhammad Ulil Amri mengimbau anggotanya untuk tidak mudah terprovokasi menyikapi informasi yang beredar di media sosial. Menurutnya dalam situasi tahun politik sekarang ini banyak provokasi bernuansa SARA perlu disikapi secara bijak.
"Di tahun politik ini kader Ansor dan Banser perlu waspada terhadap informasi hoaks yang sengaja disebarkan untuk tujuan memecah belah. Soal pilihan, pilihlah yang benar-benar sesuai aspirasi sahabat-sahabat," tegasnya.
Senada, Kiai Mufthon Samruddin Rois selaku pengasuh Ponpes Salafiyah yang menjadi tuan rumah kegiatan, mengatakan pesantrennya hingga hari ini konsisten memegang teguh ajaran Islam ala ahlussunah wal jamaah an nahdliyah.
"Bagi kami di pesantren NKRI sudah final. Mempertahankan keutuhan bangsa ini bukan hanya menjadi tanggungjawab MPR dan aparatur negara, tapi juga menjadi tanggungjawab para santri," pungkasnya. (Muhammad Sulhanudin/Kendi Setiawan)