Nasional

Sri Mulyani Tabuh Rebana Tutup Perhelatan NU Expo 2016

NU Online  ·  Sabtu, 24 Desember 2016 | 05:40 WIB

Surabaya, NU Online
Menteri Keuangan RI Sri Muyani Indrawati resmi menutup perhelatan NU Expo 2016 di JX Internasional Surabaya, Sabtu (24/12). Dia bersama Ketua PBNU Eman Suryaman dan Ketua Panitia NU Expo Jaenal Effendi menabuh rebana sebagai tanda ditutupnya pameran ekonomi produktif warga NU yang digelar sejak Rabu (21/12) ini.

Sebelum resmi menutup kegiatan bertema Ekonomi Islam Nusantara ini, Sri Mulyani memberikan sambutan di depan para peserta NU Expo, pengurus NU, lembaga, dan banom NU terkait dengan perkembangkan ekonomi nasional dan global serta kondisi dunia keuangan dalam sudut pandang usaha.

Menurutnya, perekonomian harus dibangun dengan pondasi keadilan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh bangsa Indonesia. Hal ini menuntut peran dan intervensi pemerintah sehingga masyarakat mempunyai kesempatan yang sama.

“Intervensi pemerintah itu juga untuk mewujudkan agar masyarakat mempunyai kemampuan dalam hidupnya, baik dari sisi sosial dan ekonomi,” ujar Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana World Bank ini kemudian menjelaskan, masyarakat yang masih banyak hidup dalam kondisi kemiskinan harus betul-betul diperhatikan oleh pemerintah dengan cara memberdayakan mereka.

Melalui pemberdayaan lewat berbagai layanan ekonomi ini, artinya negara ini sedikit demi sedikit mewujudkan masyarakat yang mampu dalam mengelola hidupnya sehingga rantai kemiskinan bisa dipotong.

Sri Mulyani menerangkan, Kementerian Keuangan sendiri memiliki banyak program dan instrumen keuangan yang dapat diakses oleh para pelaku usaha. “Semua program diperuntukkan bagi pemberdayaan ekonomi secara berkelanjutan,” jelasnya.

Dia juga menekankan, yang terpenting dalam gelaran NU Expo adalah tindak lanjut konkret para pelaku usaha, mitra kerja, pemerintah, dan lain-lain. Perempuan kelahiran Bandar Lampung 54 tahun lalu ini juga berharap kepada LPNU agar memberikan spesifikasi potensi dan produk ekonomi warga NU.

“Langkah ini sebagai bahan untuk pemerintah agar tidak sekadar memberikan bantuan secara tunai tetapi lebih pada pemberdayaan secara berkelanjutan,” terang Doktor lulusan University of Illinois Amerika Serikat ini. (Fathoni)