Sunnah Laksanakan Shalat Safar Sebelum Berangkat Haji
NU Online · Kamis, 1 Mei 2025 | 12:00 WIB
Husnul Khotimah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Shalat sunnah safar merupakan salah satu shalat yang dianjurkan dalam Islam ketika hendak bepergian atau melakukan perjalanan. Meski shalat ini disunnahkan untuk musafir secara umum, namun shalat ini lebih sering dilakukan oleh jamaah haji sebelum keluar rumah untuk menuju tanah suci.
Sebagaimana yang disebut oleh Ustadz Alhafiz Kurniawan dalam tulisannya yang berjudul Shalat Sunnah Dua Rakaat Sebelum Berangkat Haji, bahwa jamaah haji dianjurkan melakukan shalat dua rakaat sebelum keluar rumah. Hal tersebut ia sandarkan pada kalam Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Idhah fi Manasikil Hajj, yang berbunyi:
Baca Juga
Bolehkah Shalat Sunnah Sambil Duduk?
“Jamaah haji dianjurkan melakukan shalat dua raka’at sebelum keluar rumah. Pada rakaat pertama, ia dianjurkan untuk membaca surat Al-Kafirun dan membaca surat Al-Ikhlas untuk rakaat kedua. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw., mengatakan: Tidak ada amalan yang lebih utama ketika keluar rumah kecuali shalat dua raka’at." Demikian dikutip oleh NU Online pada Kamis (1/5/2025).
Waktu pelaksanaan shalat sunnah Safar
Waktu pelaksanaan shalat sunnah safar cukup fleksibel, yakni bisa dilaksanakan di waktu apapun dan kapan pun. Ustadz Sunnatullah, mengutip Imam Nawawi, menjelaskan bahwa shalat safar hanya disunnahkan bagi orang-orang yang hendak bepergian, dan boleh dilakukan di waktu apa pun.
"Artinya, ia boleh melakukan di malam hari maupun siang hari," tulis Sunnatullah yang mengutip kalam Imam An-Nawawi dalam kitab Majmu’ Syarhil Muhadzdzab dalam tulisannya yang berjudul Tata Cara Shalat Safar Saat Hendak Bepergian.
Adapun tujuan shalat sunnah safar ini selain mengikuti sunnah Rasulullah saw, adalah sebagai wujud permohonan hamba agar diberi hidayah, pertolongan dan keselamatan selama perjalanan.
"Shalat yang satu ini dilakukan sebagai wujud permohonan seorang hamba kepada Tuhan-Nya agar diberikan hidayah, pertolongan, dan keselamatan selama perjalanan," jelas Sunnatullah.
Tata cara shalat sunnah Safar
Sunnatullah menjelaskan bahwa shalat safar juga mempunyai syarat dan rukun yang harus dipenuhi sebagaimana shalat lainnya, seperti wudhu, menutup aurat, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, membaca surah al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud, dan seterusnya.
Adapun tata caranya, Sunnatullah mengutip kalam Imam Nawawi dalam kitab Majmu’ Syarhil Muhadzdzab, sebagai berikut.
Pertama, niat. Adapun lafal niat Shalat Sunnah Safar adalah:
أُصَلِّي سُنَّةَ السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalliî sunnatas safari rak’ataini lillâhi ta’âla
Artinya, “Saya niat shalat sunnah perjalanan dua rakaat karena Allah ta’âla.”
Kedua, membaca surah Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan membaca surah Al-Kafirun (pada rakaat pertama). Ketiga, membaca surah Al-Fatihah kemudian dilanjutkan membaca surat Al-Ikhlas (pada rakaat kedua). Berikutnya, setelah shalat dua rakaat itu selesai, dianjurkan membaca ayat Kursi. Menurut Sunnatullah, keuntungan membaca ayat Kursi sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin Nawawi, adalah keselamatan selama perjalanan dan tidak akan tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan sampai ia selesai dari perjalanannya. Selanjutnya membaca surah Quraisy.
Mengenai kelebihan surah ini, Ustadz Sunnatullah menuliskan kisah bahwa suatu hari Syekh Abu Thahir hendak melakukan perjalanan, hanya saja ia takut. Kemudian ia pergi menemui Imam Qazwaini untuk memohon doa kepadanya. Imam Qazwaini menyarankan agar membaca surat Quraisy. Setelah mendengar penjelasan itu, Syekh Abu Thahir melakukannya, dan tidak ada kejadian apa pun yang mengenainya selama perjalanan sampai ia pulang.
“Siapa hendak bepergian, namun takut dengan musuh, atau gangguan-gangguan lainnya, maka bacalah surat Quraisy, karena sesungguhnya ia merupakan pengaman dari segala marabahaya dan kejelekan,” tulis Sunnatullah mengutip Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin Nawawi.
Menurut Ustaz Sunnatullah, bacaan ayat Kursi dan surah Quraisy di atas sangat penting untuk dibaca setelah melakukan shalat sunnah safar.
"Menurut Imam Nawawi, dua bacaan di atas menjadi sangat penting untuk dibaca setelah melakukan shalat sunnah safar, keduanya mempunyai keberkahan yang sangat besar dalam hal apa pun, keberkahan itu tidak terbatas oleh waktu dan keadaan. Oleh karenanya, sangat dianjurkan untuk membaca dua bacaan di atas ketika hendak berangkat bepergian." Dikutip Sunnatullah dari kitab Majmu’ Syarhil Muhadzdzab.
Doa shalat Safar
Berikut adalah doa yang ditulis Sunnatullah mengutip dari Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin Nawawi, yang menganjurkan membaca doa berikut:
اَللهم بِكَ أَسْتَعِيْنُ، وَعَلَيْكَ أَتَوَكَّلُ ، اَللهم ذَلِّلْ لِي صُعُوْبَةَ أَمْرِيْ ، وَسَهِّلْ عَلَيَّ مَشَقَّةَ سَفَرِيْ، وَارْزُقْنِيْ مِنَ الْخَيْرِ أَكْثَرَ مِمَّا أَطْلُبُ، وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ شَرٍّ، رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ، وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ، اللهم إِنِّي أَسْتَحْفِظُكَ وَأَسْتَوْدِعُكَ نَفْسِيْ وَدِيْنِيْ وَأَهْلِي وَأَقَارِبِي وَكُلَّ مَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ بِهِ مِنْ آَخِرَةٍ وَدُنْيًا، فَاحْفَظْنَا أَجْمَعِيْنَ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ يَا كَرِيْمُ
Artinya, “Ya Allah, hanya kepada-Mu aku meminta tolong, hanya kepada-Mu aku berpasrah. Tuhanku, tundukkanlah bagiku segala kesulitan urusanku, mudahkan untukku hambatan perjalananku, anugerahkanlah aku sebagian dari dari kebaikan melebihi apa yang kuminta, palingkan diriku dari segala kejahatan. Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkan urusanku. Ya Allah, aku meminta penjagaan dan menitipkan diriku, agamaku, keluargaku, kerabatku, dan semua yang telah Kauberikan kepadaku, baik kebaikan ukhrawi maupun duniawi. Lindungilah kami dari segala kejahatan, wahai Dzat Yang Mahapemurah.”
Pada bacaan doa di atas dianjurkan untuk memulai dan mengakhirinya dengan bacaan tahmid (alhamdulillah) disertai dengan bacaan shalawat kepada Rasulullah saw.
Setelah doa tersebut selesai, dan hendak pergi, ia dianjurkan membaca doa yang biasa Rasulullah baca sebelum berangkat bepergian, yaitu:
اَللهم إِلَيْكَ تَوَجَّهْتُ، وَبِكَ أَعْتَصَمْتُ، اَللهم اكْفِنِيْ مَا هَمَّنِي وَمَا لَا أَهْتَمُّ لَهُ، اَللهم زَوِّدْنِي التَّقْوَى، وَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ، وَوَجِّهْنِيْ لِلْخَيْرِ أَيْنَمَا تَوَجَّهْتُ
Artinya, “Ya Allah, hanya kepada-Mu aku menghadap dan hanya kepada-Mu aku berlindung. Tuhanku, cukupilah aku dari segala yang membuatku bimbang dan segala yang tidak kubimbangkan. Tuhanku, bekalilah diriku dengan takwa, ampunilah dosaku, dan hadapkan diriku pada kebaikan di mana saja aku menghadap.”
Ustadz Sunnatullah menjelaskan bahwa sesungguhnya tidak ada doa khusus setelah shalat sunnah safar, hanya saja, yang terpenting dalam doa ini adalah memohon pertolongan, taufiq, hidayah, keselamatan, dan kesehatan selama bepergian.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kemuliaan bagi Para Pekerja dan Pencari Nafkah
2
Gubernur Jabar Tuai Kritik: Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer Abaikan Akar Masalah dan Hak Anak
3
Khutbah Jumat: Bahaya Kecanduan HP yang Menggerus Ibadah dan Merusak Muamalah
4
Program Beasiswa Santri Berprestasi 2025 Dibuka, Berikut Cara Daftar dan Jadwal Lengkapnya
5
Di Depan Kabah, Menag Beri 4 Pesan untuk Petugas Haji dalam Melayani Jamaah
6
Khutbah Jumat: Menjaga Pangan, Menjaga Negeri
Terkini
Lihat Semua