Nasional

Survei LSI: 58 Persen Setuju Subsidi Harga Barang dan BBM Tidak Dinaikkan

Sel, 6 September 2022 | 15:15 WIB

Survei LSI: 58 Persen Setuju Subsidi Harga Barang dan BBM Tidak Dinaikkan

Survei LSI: 58 persen responden setuju subsidi harga barang dan BBM tidak dinaikkan. (Foto: NU Online/Suwitno).

Jakarta, NU Online
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis Temuan Survei Nasional mengenai Kondisi Ekonomi dan Peta Politik Menjelang 2024, pada Ahad (4/9/2022). Salah satu hasil survei LSI adalah tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta pengalihan subsidi BBM menjadi bantuan langsung tunai (BLT) oleh Presiden Joko Widodo.

 

Hasil survei tersebut terdapat di bagian Ekonomi, Pajak, dan Pertanahan. LSI memberikan dua pernyataan yang kontradiksi kepada responden, yakni tentang subsidi harga barang atau subsidi tunai.

 

Pernyataan pertama adalah subsidi harga barang sehingga lebih terjangkau dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pernyataan kedua yakni subsidi tunai langsung yang diberikan hanya kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan.

 

“Mayoritas (58,1 persen) lebih sesuai dengan pendapat subsidi harga barang, sehingga lebih terjangkau dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat,” demikian dikutip NU Online dari hasil temuan survei LSI, pada Selasa (6/9/2022).

 

Sedangkan responden yang sesuai atau setuju dengan pernyataan subsidi tunai langsung yang diberikan hanya kepada kelompok yang membutuhkan hanya sebanyak 39,5 persen. Responden yang tidak menjawab dan tidak tahu hanya 2,2 persen.

 

Survei Harga BBM 
LSI juga memberikan dua pernyataan yang berlawanan kepada responden tentang harga BBM dinaikkan untuk mengurangi beban APBN vs tidak dinaikkan meski harus menambah utang negara.

 

Pernyataan pertama yang diberikan LSI adalah karena harga bahan bakar dunia saat ini mengalami peningkatan, maka untuk mengurangi beban APBN sebaiknya harga bahan bakar juga dinaikkan. Sebanyak 26,5 persen sepakat dengan pernyataan ini.

 

Sementara pernyataan kedua yakni meski harga bahan bakar dunia saat ini mengalami peningkatan tapi pemerintah harus berupaya agar bahan bakar tidak dinaikkan, termasuk jika harus menambah utang. Responden yang sesuai dengan pernyataan ini sebanyak 58,7 persen.

 

“(Hasilnya) lebih banyak yang berpendapat bahwa harga bahan bakar (BBM) tidak dinaikkan meski harus menambah utang,” demikian keterangan tertulis LSI.

 

Metodologi Penelitian
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

 

Kemudian dari populasi itu dipilih secara random 1.220 responden. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).

 

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi