Tahlilan 7 Hari Gus Im di Ciganjur Sesuai Protokol Kesehatan
NU Online · Kamis, 6 Agustus 2020 | 14:45 WIB

Para jamaah tahlil tujuh hari Gus Im tampak berjejer rapi mengantre pemberian masker dan gel pembersih tangan oleh panitia. (Foto: NU Online/Musthofa Asrori)
Ali Musthofa Asrori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Tahlilan dan doa bersama untuk KH Hasyim Wahid (Gus Im) di kediaman Ketua Yayasan KH A Wahid Hasyim, H Arif Rahman Hamid di Jl Warung Sila No 8 Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, berlangsung khidmat. Selain itu, acara berlangsung menggunakan protokol kesehatan.
Sebelum memasuki halaman dan kediaman Mas Yai, sapaan Arif Rahman Hamid, para jamaah tahlil tampak berjajar rapi mengantre pemberian masker dan gel pembersih tangan (hand sanitizer) oleh panitia.
Tahlil yang dipimpin Imam Besar Masjid Jami' al-Munawwaroh Ciganjur, Kiai Ahmad Ahsin, berlangsung khidmat dan tertib.
Abdul Aziz Hasyim Wahid dalam sambutan mewakili keluarga mengatakan, sangat berterima kasih kepada seluruh santri dan jamaah tahlil yang setia hingga hari ketujuh mendoakan ayahnya.
"Saya tidak bisa berkata banyak, malam ini saya hanya menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada hadirin sekalian," ujar Gus Aziz.
Sementara itu, dalam sambutannya melalui telekonferensi, dokter Umar Wahid mengatakan, Gus Im lahir 6 bulan 11 hari usai wafatnya KH Abdul Wahid Hasyim.
"Ibulah (Nyai Sholichah Wahid Hasyim-red) yang mendidik beliau. Ibulah yg menjadi single parent yang membentuk jati diri beliau," ujar Gus Umar.
Dalam testimoninya, Gus Umar mengatakan bahwa adik bungsunya itu termasuk anak cerdas. "Gus Im kalau sudah baca, pasti tuntas dan tidak pernah lupa," katanya.
Secara formal, Gus Im hanya lulusan SMA. Meski demikian, ia beberapa kali membimbing disertasi sejumlah mahasiswa UI. "Suatu ketika, saya main ke rumahnya. Lalu, saya tanya, itu siapa, Im? Oh, itu anak UI yang mau bimbingan disertasi," tutur dokter Umar.
Bagi dia, Gus Im merupakan sosok yang luar biasa. Kecintaannya kepada bangsa dan rakyat Indonesia sungguh nyata.
"Ia akan berbuat apa saja untuk kepentingan rakyat. Ia bekerja dalam senyap," ungkapnya.
Hingga berita ini ditulis, Gus Umar Wahid masih memberikan testimoni dan menceritakan kesan terhadap adik bungsunya yang wafat pada 1 Agustus 2020.
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Tim TP2GP dan Kemensos Verifikasi Pengusulan Kiai Abbas sebagai Pahlawan Nasional
2
Atas Dorongan PBNU, Akan Digelar Jelajah Turots Nusantara
3
Rais Aam Sampaikan Bias Hak dan Batil Jadi Salah Satu Pertanda Kiamat
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Keutamaan & Amalan Istimewa di Hari Asyura – Puasa, Sedekah, dan Menyantuni Yatim
5
Jejak Mbah Ahmad Mutamakkin, Peletak Dasar Keilmuan, Pesantren, dan Pemberdayaan Masyarakat di Kajen
6
Pangkal Polemik ODOL Kegagalan Pemerintah Lakukan Tata Kelola Transportasi Logistik
Terkini
Lihat Semua