Nasional

Tanggapi Pertanyaan Maulid Nabi Bid’ah, Mahfud MD: Jangan Memprovokasi

Sel, 20 November 2018 | 17:30 WIB

Tanggapi Pertanyaan Maulid Nabi Bid’ah, Mahfud MD: Jangan Memprovokasi

Foto: Angga Yuniar/Liputan6.com

Jakarta, NU Online
Perayaan Maulid Nabi sudar berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun. Maulid Nabi dirayakan dengan cara meriah pertama kali pada zaman Dinasti Abbasiyah. Khususnya pada masa kekhalifahan Al-Hakim Billah. Pada saat itu, Khalifah Al-Hakim Billah keluar dari istana bersama permaisurinya dengan memakai pakaian yang indah.

Sejak saat itu, perayaan Maulid Nabi terus berkembang hingga hari ini. Tergantung adat istiadat dan ‘kreasi’ komunitas Muslim setempat. Pada era sekarang, Maulid Nabi hampir diselenggarakan di semua negara Muslim atau pun negara-negara yang memiliki populasi Muslim cukup signifikan seperti Kanada, Amerika, India, Inggris, Prancis, dan lainnya. 

Meski demikian, ada saja sekelompok Muslim yang anti terhadap Maulid Nabi. Mereka menganggap Maulid Nabi sebagai bid’ah karena tidak ada dalilnya. Selain itu, mereka juga berargumen kalau Nabi Muhammad dan para sahabat tidak ada yang merayakan Maulid Nabi.

Pandangan kalau Maulid Nabi bid’ah masih saja menggejala di Indonesia. Ada saja yang mempertanyakan hal itu. Salah satunya seorang warganet @rezkymustikap. Ia mempertanyakan pandangan yang menyebut Maulid Nabi Bid’ah kepada Mahfud MD di media sosial.

“Bagaimana pandangannya terhadap Maulidan yang dikatakan bid’ah?” tanya @rezkymustikap. 

Mendapat pertanyaan tentang hal itu, Mahfud MD meminta agar tidak memprovokasi umat dengan isu Maulid Nabi bid’ah. Menurut dia, isu tersebut sudah usang dan tidak perlu untuk didiskusikan lagi.

“Jangan memprovokasi dengan isu bid'ah. Itu sudah kuno dan tidak laku untuk didiskusikan,” tulis Mahfud MD di akun Instagramnya, Selasa (20/11).

Mahfud MD kemudian menyebut salah satu ormas Islam yang dulunya memang ‘alergi’ dengan Maulid Nabi, namun saat ini tidak mempermasalahkannya lagi.     

“Muhammadiyah pun sekarang sudah tak lagi ribut dengan isu bid'ah. Itu tak menarik lagi untuk dibahas,” jelasnya.

Mahfud MD lalu meminta warganet tersebut untuk mendiskusikan isu lain yang memang perlu didiskusikan seperti radikalisme. 

“NU & Muhammadiyah sekarang sama-sama menghadapi radikalisme. Isu lain saja, Rezky,” kata Mahfud MD. (Red: Muchlishon)