Nasional

Tema Hari Santri 2022 Terinspirasi dari Pesan Historis Gus Dur

Sel, 18 Oktober 2022 | 16:00 WIB

Tema Hari Santri 2022 Terinspirasi dari Pesan Historis Gus Dur

KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. (Foto: dok. NU Online)

Jakarta, NU Online
Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia beberapa waktu lalu telah meluncurkan rangkaian Peringatan Hari Santri tahun 2022 di halaman kampus Universitas Islam Negeri (UIN) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Tema besar yang diusung Kemenag tahun ini bertajuk “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”.

 

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, ada landasan mengapa peluncuran Peringatan Hari Santri berlokasi di kampus UIN Gus Dur Pekalongan, yang statusnya baru diresmikan Menteri Agama pada 29 September 2022 lalu.

 

Dhani, sapaan akrabnya, menerangkan bahwa ada pesan-pesan historis dan filosofis dari sosok Gus Dur yang menginspirasi lahirnya tema Hari Santri tahun ini.

 

“Gus Dur, dalam setiap pemikiran dan gerakan, menempatkan aspek kemanusiaan sebagai perhatian utama. Sebagai seorang santri dan ulama, beliau dikenal sangat toleran dan mengayomi semua umat, karena selalu melihat manusia dari dimensi kemanusiaannya,” terangnya di Jakarta, pada Selasa (18/10).

 

Dirjen Dhani mengenang, Gus Dur ketika masih menjabat Presiden RI ke-4 pernah berpidato di acara Akhirussanah Pesantren Tegalrejo Magelang. Di momen ini Gus Dur bercerita bahwa sejak zaman Walisongo, warisan pesantren yang paling berharga adalah kecintaan kepada kemanusiaan.

 

“Di situ Gus Dur mengungkapkan, ilmu yang diperoleh semasa ngaji dengan KH Chudlori di Pesantren Tegalrejo adalah rasa kemanusiaan yang harus tumbuh pada diri kita,” kenang Guru Besar Sunan Gunung Djati Bandung ini.

 

Humanisme Gus Dur, lanjut Dhani, merujuk pada sikap pemuliaan yang tinggi atas manusia sebagai makhluk paling sempurna yang ciptakan Allah. Konsekuensi dari filosofi ini maka setiap manusia harus menjaga martabat kemanusiaan.

 

“Gus Dur adalah representasi lengkap sebagai santri kosmopolitan. Oleh sebab itu, siapa pun kita tidak ada alasan untuk tidak meneladani beliau, Bapak Bangsa yang cinta toleransi, membela kaum lemah, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,” tegasnya.

 

“Kita bisa saksikan, di atas batu nisan tempat peristirahatan terakhir Gus Dur di Jombang, tertulis here rest a humanist, di sini istirahat seorang humanis,” tambah Dhani.

 

Dengan mengusung isu kemanusiaan, pihaknya berharap peringatan Hari Santri tahun ini memberi dampak positif untuk kebaikan bangsa dan negara. Dia pun mendorong semua masyarakat lapisan untuk memeriahkan Hari Santri dengan gembira dan sukacita.

 

“Hari Santri memang pengakuan dari Negara atas jasa dan kontribusi kaum santri, namun Hari Santri, bukanlah miliki satu golongan, melainkan milik masyarakat luas. Mari semarakkan dan ramaikan bersama-sama,” pungkas Dhani.

 

Pewarta: M. Zidni Nafi’
Editor: Aiz Luthfi