Nasional KONGRES XIX IPPNU

Tengok Stan Bazar IPPNU Jawa Barat, Ada Olahan Makanan dan Kopi Daerah

Jum, 12 Agustus 2022 | 19:00 WIB

Tengok Stan Bazar IPPNU Jawa Barat, Ada Olahan Makanan dan Kopi Daerah

Stan bazar IPPNU Jawa Barat di arena Kongres XX IPNU dan XIX IPPNU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. (Foto: NU Online/Suci)

Jakarta, NU Online

Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Barat memamerkan sejumlah makanan dan kopi khas dari berbagai daerah dalam pameran bazar Kongres XX IPNU dan XIX IPPNU yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Di antaranya adalah kripik ubi varian rasa dan kopi natural dari Jawa Barat.


"Kami menjajakan makanan khas berbagai daerah seperti kripik ubi varian rasa dari Kuningan, Cianjur yang diolah langsung oleh para petaninya," tutur Shofi saat ditemui NU Online di lokasi pameran Bazar.


Selain makanan, dipamerkan pula dua  jenis varian kopi dari Jawa Barat yakni natural dan fullwash serta kopi khas Aceh seperti kopi gayo.


Shofi menerangkan sejauh ini makanan yang dijajakannya ramai pembeli padahal stan bazar milik PW IPPNU Jawa Barat baru dibuka hari ini, Jumat (12/8/2022).


"Alhamdulillah, sejauh ini kami telah melayani banyak permintaan dari pembeli. Paling laris kopi," ungkapnya.


Produk berjuta coffe ini, tuturnya, dikelola langsung PW IPPNU Jawa Barat. Bahkan sudah memiliki kedai di Lingkungan Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat Jl. Terusan Galunggung No.9, Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung.


Nama Café ini Berjuta Café ini diambil dari moto IPPNU yaitu Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa. “Jadi kami singkat menjadi Berjuta. Kemudian kenapa Café padahalkan kedainya kecil. Mudah-mudahan nanti kalau sudah berkembang kita tidak usah ganti," tandasnya.


Shofi mengaku senang bisa berpartisipasi memeriahkan gelaran Kongres XIX IPPNU dengan mengikuti pameran bazar yang diselenggarakan panitia kongres. 


"Alhamdulillah senang bisa ikut memeriahkan kongres XIX IPPNU kali ini. Kongres sekaligus mencari rezeki," tuturnya.


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad