Nasional

Tentang Kewajiban Orang Tua dan Anak, Begini Penjelasan Prof Quraish Shihab

Ahad, 11 Juni 2023 | 18:00 WIB

Tentang Kewajiban Orang Tua dan Anak, Begini Penjelasan Prof Quraish Shihab

Prof Quraish Shihab saat berbicara dalam sesi Book Talk berjudul Hak dan Perlindungan Anak dalam Islam di Islami Fest 2023, Jakarta, Sabtu (10/6/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online 
Cendekiawan Muslim Indonesia Prof Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa orang tua maupun anak memiliki kewajiban yang sama. Masing-masing orang tua memiliki kewajiban yang harus dipenuhi kepada anak, pun sebaliknya.


“Masing-masing punya kewajiban,” ungkap Prof Quraish Shihab dalam sesi Book Talk berjudul Hak dan Perlindungan Anak dalam Islam di Islami Fest 2023, Jakarta, Sabtu (10/6/2023).


Soal kesalingan dalam kewajiban ini, ia menambahkan bahwa orang tua memiliki kewajiban lebih untuk memenuhi hak-hak anak. Anak memiliki hak-hak yang wajib dipenuhi bahkan sejak dalam kandungan.


“Kewajiban orang dewasa itu lebih dituntut daripada anak. Orang tua lebih berkewajiban memenuhi hak-hak anak daripada anak memenuhi kewajibannya ketika dia dewasa,” terang penulis Tafsir Al-Misbah itu.


“Hak anak sejak dalam perut ibu, anak sudah punya hak. Begitu dia lahir, anak punya hak, diberikan nama yang baik, disusui,” imbuh Prof Quraish Shihab.


Hal ini juga menyangkut hak anak dalam mengambil keputusan. Dalam situasi-situasi tertentu, Prof Quraish Shihab menjelaskan bahwa orang tua tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada anak.


“Bukanlah termasuk dalam bakti kepada orang tua mengikuti semua kehendak orang tua walaupun bertentangan dengan hak anak,” papar doktor jebolan Universitas Al-Azhar Mesir ini.


“Tidak wajib mengikuti orang tua yang memaksa anaknya kawin dengan yang tidak disenanginya. Tidak wajib mengikuti orang tua yang memaksa anaknya memilih jurusan (kuliah) yang tidak disukainya. Karena itu, beri mereka pilihan dan jangan paksa,” tandasnya.


Adil kepada anak
Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Jakarta itu juga menerangkan perlakuan adil orang tua terhadap anak. Dalam hal ini, orang tua diminta untuk tidak menerka kemampuan anak berdasarkan gender.


“Salah satu tuntunannya itu jangan membedakan anak perempuan dengan lelaki. Bisa jadi yang perempuan lebih hebat dari laki-laki,” jelas Prof Quraish Shihab.


Hal itu sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an melalui kisah kelahiran Siti Maryam, ibunda Nabi Isa as. “Itulah pesan Tuhan kepada ibunda Maryam, ibu Nabi Isa. Sewaktu dia menginginkan anak lelaki untuk mengasuh gereja, karena yang lahir anak perempuan,” ucapnya.


“Tuhan lantas berfirman kepadanya, tidak sama lelaki yang engkau harapkan dengan perempuan yang aku berikan. Perempuan bisa lebih hebat dari laki-laki dan itu bisa saya buktikan dalam kehidupan,” tutup Prof Quraish Shihab.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori