Nasional HARI SANTRI 2019

Terinspirasi Limbah Daun Waru dan Nanas, Tim SMA Nuris Juara LKTI Nasional

Kam, 10 Oktober 2019 | 11:15 WIB

Terinspirasi Limbah Daun Waru dan Nanas, Tim SMA Nuris Juara LKTI Nasional

Dari kiri, Staf Seksi Penjamin Mutu Siswa Nuris, Ustadz Achmad Faizal, Tegar Ramadani, Deli Anisa Virca, dan Rintan Setyo Minarti. (Foto: NU Online/Aryudi AR).

Jember, NU Online

Kebutuhan terhadap bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan solar akan terus bertambah seiring kian membengkaknya jumlah kendaraan bermotor. Bukan cuma kendaraan bermotor yang butuh BBM, namun pabrik-pabrik penghasil barang kebutuhan hidup sehari-hari manusia juga butuh bahan bakar. Alhasil manusia sangat bergantung pada BBM. Itu tak bisa dibantah.

 

Namun yang merisaukan adalah bahwa cadangan minyak mentah yang ada di perut bumi dan lepas pantai Indonesia dan dunia bukan tanpa batas. Pada saatnya kelak ia akan kering kerontang, terkuras habis sehingga tidak bisa memproduksi apapun. Sementara di sisi lain, kebutuhan terhadap BBM, tidak mungkin distop.

 

Itulah yang menginspirasi tim LKTI Nuris (Tegar Ramadani, Deli Anisa Virca, dan Rintan Setyo Minarti) untuk berbuat sesuatu, mencari alternatif BBM, khususnya untuk mengurangi penggunaan bensin. Sebab selain stok bahan bakunya terus menipis, juga penggunaan bensin pasti menimbulkan polusi sehingga mengusik kesejukan lingkungan.

 

Menurut Tegar, sebenarnya kekayaan Indonesia menyediakan cukup banyak ‘bahan mentah’ untuk dikonversi sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Salah satunya adalah daun waru dan daun nanas. Kedua jenis pohon ini tak sulit ditemukan di Indonesia.

 

Tegar berasal dari Desa/Kecamatan Silo, Jember. Di daerah tersebut dan sekitarnya memang banyak lahan yang ditanami kopi. Pohon waru ditanam di sela-sela pohon kopi untuk melindunginya dari terik matahari. Fungsi pohon waru hanya untuk mengurangi panas matahari yang menerpa pohon kopi. Nah, saat daun waru telah tua, layu dan berguguran di bawah tanpa ada yang memanfaatkan.

 

“Saya berpikir kenapa ini tidak dimanfaatkan. Dari situlah akhirnya saya meneliti daun tersebut,” ungkap Tegar kepada NU Online di Nuris, Kamis (10/10).

 

Sedangkan daun nanas, hasil ‘temuan’ Deli. Di rumah dara yang berlokasi di Sukorambi, Jember ini memang banyak kebun nanas. Katanya, setiap panen nanas, ia mengamati sebanyak 90 persen dari pohon nanas menjadi limbah, termasuk daunnya. Yang 10 persen adalah buahnya.

 

“Saya mencari cara bagaimana bisa memanfaatkan limbah nanas itu,” ucapnya.

 

Dari situlah keduanya melakukan penelitian dibantu oleh rekannya, Rintan hingga menjadi karya tulis ilmiah dengan judul BIRUNAS Bioetanol daun waru dan daun nanas (Studi Potensi efektivitas penambahan limbah daun nanas pada bioethanol daun waru terhadap peningkatan kadar etanol). Karya siswa-siswi kelas XI SMA Nuris, Antirogo, Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur ini meraih juara harapan 1 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat nasional NSPC (National Scientific Paper Competition 11) di Universitas Negeri Malang, Sabtu (5/10) lalu.

 

Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa daun nanas memiliki kandungan selulosa yang tinggi, yaitu sekitar 69,5-71 persen. Selulosa adalah senyawa organik yang paling umum di bumi. Sedangkan daun waru juga memiliki kandungan saponin, yaitu jenis senyawa kimia yang berlimpah dalam berbagai spesies tumbuhan. Kandungan (saponin) tersebut merupakan glikosida kompleks yang jika dihidrolisis akan menghasilkan kandungan etanol untuk bahan bakar alternatif.

 

“Kemudian kami berinisiatif mencampurkan keduanya untuk menghasilkan kandungan etanol yang lebih efektif digunakan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan,” lanjut Tegar selaku ketua tim.

 

Apa yang dicapai oleh tim LKTI Nuris menunjukkan bahwa santri saat ini sudah jauh melangkah cepat di bidang ‘lain’ yang sesungguhnya dulu tak pernah terbayangkan.

 

“Tidak alasan bagi kita untuk tak bangga jadi santri,” timpal pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Antirogo Jember, Gus Robith Qashidi.

 

Pewarta: Aryudi AR

Editor: Ibnu Nawawi