Nasional

Terus Bertambah, Kini 1.000 Jiwa Lebih Terdampak Banjir-Longsor Lumajang 

Ahad, 9 Juli 2023 | 13:00 WIB

Terus Bertambah, Kini 1.000 Jiwa Lebih Terdampak Banjir-Longsor Lumajang 

Suasana pengungsian warga terdampak banjir dan tanah longsor di pengungsian di Balai Desa Jarit. (Foto: NU Online Jatim/Rahmad)

Jakarta, NU Online

Warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang mengungsi akibat bencana alam banjir lahar dingin Gunung Semeru dan longsor makin bertambah. Semula, ada ratusan warga yang harus pindah meninggalkan rumahnya karena kondisi alam di sekitarnya cukup membahayakan. Data terkini, pengungsi mencapai angka 1.000 jiwa lebih.


Demikian ini disampaikan Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Lumajang, Jawa Timur, Ahmad Ali Su'ud. Dirinya dengan beberapa Nahdliyin Lumajang yang tergabung dalam Tim NU Peduli ikut serta mendata warga Lumajang terdampak di sejumlah kawasan rawan bencana.


"Jumlah pengungsi (sekarang) ada 1.038 warga," katanya kepada NU Online, Ahad (9/7/2023) saat ditanya terkait kondisi terkini pengungsian. 


Kondisi di beberapa titik di Lumajang sampai saat ini menurutnya memang belum stabil. Cuaca yang kerap mendung tebal dan hujan beberapa hari terakhir perlu menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat. Sehingga bisa mengantisipasi bila sewaktu-waktu berpotensi terjadi bencana susulan.


"Kondisi Lumajang belum begitu stabil, sehingga pengungsi dalam tiga hari ini bertambah jumlahnya," jelas pria yang lebih akrab disapa Su'ud ini. 


Tempat pengungsian pun akhirnya harus ditambah, dari hanya empat titik saat awal terjadi bencana, kemudian bertambah menjadi 12 titik, dan kini 18 titik pengungsian. Bertambahnya pengungsian ini lantaran jumlah warga yang harus mengungsi makin bertambah sekaligus untuk memudahkan dan kenyamanan warga yang terdampak. 


"Dari semua warga yang mengungsi ini disebar di 18 titik," ungkap Su'ud.


Adapun titik-titik pengungsian korban dampak banjir di antaranya di Balai Desa Tumpeng, Balai Desa Jarit, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Tambahrejo, Balai Desa Besuk, Dusun Kampung Baru Sumberwuluh, Pondok Pesantren Nurul Salam Jarit, Rumah warga Patung Salak, Rumah Komunitas Wani Gosong Jarit, Pronojiwo, Tempursari, dan Desa Pasrujambe. 


Su'ud memastikan bawah di sejumlah tempat pengungsian terdapat para relawan dari Tim NU Peduli Lumajang yang terdiri dari unsur pengurus lembaga dan badan otonom NU Lumajang. Mereka ikut membantu menyalurkan aneka kebutuhan pengungsi.

"Temen-temen NU peduli masih bertahan di titik-titik pengungsian," ucapnya.


Sebelumnya, pada Jumat (7/7/2023) BPBD Kabupaten Lumajang menerbitkan data jumlah pengungsi. Menurut data ini, ada 12 titik pengungsian yang tersebar di sejumlah tempat, dari balai desa, pondok pesantren, rumah warga, hingga rumah komunitas. Sementara total keseluruhan pengungsi pada Jumat (7/7/2023) mencapai 516 jiwa.


Hal ini selaras dengan yang disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi kepada media. "Jumlah pengungsi kita sampai tadi malam ada 516 orang, terbagi di 12 titik. Paling banyak di Pasrujambe," katanya di Lumajang, Sabtu (8/7/2023) malam.


Ia mengungkapkan, jumlah pengungsi memang terus meningkat dari awal terjadinya bencana. Hal ini dipengaruhi oleh cuaca yang masih kurang bersahabat. Hingga kemarin, Sabtu (8/7/2023), Lumajang masih diguyur hujan di wilayah di lereng Gunung Semeru malam hari.


Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Muhammad Faizin