Nasional

Tiga Masalah Kepemudaan Perlu Jadi Perhatian Media Online

NU Online  ·  Kamis, 19 September 2019 | 09:30 WIB

Tiga Masalah Kepemudaan Perlu Jadi Perhatian Media Online

Stafsus Menpora Bidang Kemitraan dan Komunikasi, Zainul Munasichin membuka Lokakarya Kontribusi Media Online dalam Merawat Kebhinekaan Bangsa di Jakarta, Kamis (19/9). (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jakarta, NU Online
Tak bisa dipungkiri bahwa pemuda merupakan masa depan bangsa. Namun, pemuda tak sunyi dari masalah. Setidaknya ada tiga persoalan yang mendera pemuda saat ini.
 
"Tiga masalah tersebut perlu menjadi perhatian para jurnalis agar ikut berperan serta dalam mengatasinya," kata Kepala Biro Hukum dan Humas Kemenpora RI Sanusi saat menjadi narasumber dalam lokakarya Kontribusi Media Online dalam Merawat Kebhinekaan Bangsa di Hotel Aone, Jakarta, Kamis (19/9).
 
Ketiga persoalan itu, pertama, terkait degradasi moral dan nasionalisme. Tidak sedikit pemuda yang tergerus cintanya terhadap Tanah Air. Mereka kering nasionalismenya. Di sisi lain, terdapat pemuda yang moralnya rapuh.
 
"Yang begini ini juga menjadi tanggung jawab media online untuk memberikan pencerahan agar generasi muda bangkit nasionalisme dan moralnya," terang Sanusi.
 
Kedua, terkait narkoba. Sudah menjadi rahasia umum bahwa narkoba di Indonesia telah merangsek ke berbagai elemen masyarakat, termasuk kalangan pemuda. Bahkan, merujuk data BNN (Badan Narkotika Nasional) tahun 2018 pengguna narkoba sebagian besar adalah kalangan pemuda.
 
Peran media online (daring), kata dia, salah satunya adalah mensosialisasikan bahaya narkoba. Meskipun bahaya narkoba sudah tidak henti-hentinya disuarakan oleh berbagai kalangan, namun media online mempunyai jaringan (pembaca) yang luas sehingga pesannya sampai kepada generasi muda.
 
"Kita berharap pemuda bisa selamat dari pengaruh narkoba," ucap mantan pegawai Kementerian Hukum dan HAM ini.
 
Ketiga, terkait dengan LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Menurut Sanusi, persoalan ini tidak bisa dianggap sepele karena karena kasus LGBT sudah semakin tampak di masyarakat. Bahkan, sering terjadi kasus pidana yang melibatkan asmara sesama jenis.
 
"Itu harus segera diatasi. Tentu saja kita berharap bantuan media online," tandasnya.
 
Sanusi menegaskan, yang paling mengkhawatirkan dari persoalan pemuda adalah terkait dengan narkoba dan radikalisme. Narkoba sudah jelas daya rusaknya. Pemuda yang terpapar narkoba sudah cukup mengerikan.
 
Sementara radikalisme, para pemuda juga tak sedikit terpapar ideologi berbasis kekerasan itu. Bahkan, sejak lama radikalisme menyasar perguruan tinggi.
 
"Itu harus jadi perhatian kita semua. Jumlah pemuda saat ini sekitar 60 juta. Bayangkan jika narkoba dan radikalisme sudah melanda mereka," pungkasnya.
 
Lakakarya (workshop) yang dibuka oleh Staf Khusus Menpora Bidang Kemitraan dan Komunikasi, Zainul Munasichin, tersebut diikuti sekitar 40 pegiat media online. Mereka berasal dari perwakilan sejumlah media online keislaman moderat.
 
 
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Musthofa Asrori