Tiga Peserta Wakili Tiap PWNU dan PCNU pada Muktamar Ke-34
Senin, 8 November 2021 | 14:30 WIB
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Panitia Nasional Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) telah mengambil pilihan skema kepesertaan yang dinilai moderat dengan tiga orang utusan dari setiap wilayah dan cabang. Masing-masing utusan tersebut adalah rais syuriyah, ketua tanfidziyah, dan kiai non-struktural.
“Jadi satu orang rais syuriyah, satu orang ketua tanfidziyah, dan satu orang kiai kultural. Itu jumlahnya sekitar 2.000-an, dengan panitia sudah hampir 3.000. Kita ambil pilihan yang paling moderat. Kan ada pilihan dua sampai empat. Kita ambil yang tiga orang,” terang Ketua Panitia Pelaksana Muktamar Ke-34 NU Kiai Imam Aziz, kepada NU Online, pada Kamis pekan lalu.
Pilihan skema peserta dengan masing-masing tiga orang itu, berasal dari 34 PWNU (102 orang), 521 PCNU (1.563 orang), 31 PCINU (93 orang), serta 14 badan otonom (42 orang) dan 18 lembaga (54 orang) di tingkat pusat. Ditambah pula utusan PBNU dari unsur syuriyah (32 orang), mustasyar (15 orang), a’wan (20 orang), dan tanfidziyah (38 orang). Maka total peserta sebanyak 1.959 orang. kemudian ditambah jumlah panitia sebanyak 336 orang, sehingga akan ada 2.295 peserta resmi yang menghadiri muktamar.
Kiai Imam Aziz mengatakan bahwa utusan-utusan yang secara resmi telah ditetapkan itu harus mendaftar secara online (daring) yang bakal disiapkan oleh panitia. Pendaftaran ini berbasis nomor induk kependudukan (NIK) yang langsung terintegrasi dengan aplikasi Peduli Lindungi.
Namun, saat ini pendaftaran belum dibuka karena masih ada beberapa hal yang berada di luar tugas kepanitiaan seperti pengurus cabang dan wilayah yang belum menggelar konferensi. Setelah itu, panitia akan segera membuka pendaftaran online.
“Yang utusannya itu harus mendaftar online, lalu juga dari daftar online itu nanti ada basis NIK yang bisa masuk ke Peduli Lindungi, kita bisa lihat, sejarah vaksinasi. Jadi kalau peserta resmi, kita urusi benar. Tetapi kalau (peserta) yang lain-lain, terserah mereka,” tegas Kiai Imam.
Antisipasi kerumunan
Meski begitu, panitia tetap berharap gelaran muktamar tidak sampai menimbulkan kerumunan dan bahkan menciptakan klaster Covid-19. Panitia juga akan mengatur agar supaya peserta resmi maupun peserta tidak resmi bisa nyaman berada di Lampung.
“Kita akan buat supaya mereka tidak harus wira-wiri. Bahkan kita menyiapkan aplikasi bazzar virtual. Jadi nanti saya di mana, pesan apa gitu, langsung diantar. Nggak usah ada bazzar yang ramai. Bahkan, acara-acara hiburan, misalnya ada acara musik, itu virtual semua,” katanya.
Sebagai upaya menjaga kerumunan itu, panitia telah membuat berbagai skenario untuk meyakinkan pemerintah bahwa gelaran Muktamar ke-34 NU ini taat pada protokol kesehatan. Kerumunan, sebisa mungkin, akan diminimalisasi.
“Kita tidak bisa mencegah orang ke Lampung. Kita juga akan pasang layar-layar di mana-mana seperti di penginapan dan di hotel-hotel peserta yang tidak resmi. Semuanya dipasang, termasuk juga nanti kita gunakan aplikasi khusus, untuk belanja dan nonton muktamar. Misalnya ada pilihan tayangan yang di UIN dan yang di Darussa’adah juga bisa,” jelasnya.
Untuk mengurangi mobilitas dan kerumunan, panitia memastikan agar pembukaan di Pesantren Darussa’adah hanya dihadiri sebagian orang saja. Peserta sudah mulai dibagi sejak pendaftaran dan kedatangannya.
“(Peserta) yang sudah di Darussa’adah, ya sudah di situ saja, yang sudah di UIN ya sudah di UIN saja untuk mengurangi. Meskipun kita tidak bisa mencegah orang wira-wiri, tapi mengurangi mobilitas dan kerumunan. Itu yang paling penting,” katanya.
Kiai Imam menambahkan, ingkungan Pesantren Darussa’adah sejak gapura di pinggir jalan raya, akan disterilisasi saat pembukaan muktamar nanti. Semua peserta bakal diberikan kesempatan memarkir kendaraan di sebuah lahan yang berada di seberang gapura selamat datang Pesantren Darussa’adah.
“Kita akan siapkan mobil khusus untuk menjemput dan mengantar peserta ke lokasi pembukaan muktamar. Jalanan menuju Darussa’adah dari gapura dibuat hanya satu arah. Pulangnya, nanti mencari jalan lain agar tidak berkerumun,” pungkasnya.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
2
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
3
Sejarah Baru Pagar Nusa di Musi Rawas: Gus Nabil Inisiasi Padepokan, Ketua PCNU Hibahkan Tanah
4
NU Peduli Salurkan Bantuan Sembako kepada Pengungsi Erupsi Lewotobi
5
Hukum Mengonsumsi Makanan Tanpa Label Halal
6
Kekompakan Nahdliyin Inggris Harus Terus Dijaga
Terkini
Lihat Semua