Nasional HAJI 2022

Tim Pengawas: Jamaah Rasakan Layanan Kesehatan Terbaik di Klinik Haji

Jum, 1 Juli 2022 | 22:30 WIB

Tim Pengawas: Jamaah Rasakan Layanan Kesehatan Terbaik di Klinik Haji

Rompi penurun panas inovasi layanan kesehatan haji tahun 2022. (Foto: MCH)

Jakarta, NU Online

Ketua Tim Pengawas Internal Pelaksanaan Haji Nizar Ali mengapresiasi kinerja tim kesehatan haji. Menurut dia, kinerja tim di bawah Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) ini sangat memuaskan.


“Pertama kami menyampaikan terima kasih, apresiasi seluruh layanan kesehatan ter-cover dengan sangat baik. Para jamaah selaku pasien merasakan keramahan dan layanan terbaik di Klinik Kesehatan Haji,” ujar Nizar usai melihat layanan kesehatan di KKHI Mekkah, Jumat (1/7/2022).


Dalam kesempatan ini, Nizar yang juga mengapresiasi ujicoba rompi penurun panas. Rompi tersebut mulai tahun ini diujicoba ke para jamaah. “Mungkin selama sembilan tahun ke depan, saya rasa masih dalam suasana cuaca yang begitu panas. Maka ini sebuah inovasi yang perlu direspons, dipikirkan oleh kita semua, terutama para petugas yang langsung bersentuhan di lapangan,” ujar Nizar yang juga Sekjen Kemenag.

 


Menurutnya, cuaca siang hari di Arab Saudi rata-rata lebih dari 40 derajat. Karenanya, inovasi rompi penurun panas ini sangat cocok. Rompi penurun panas merupakan rompi berbahan carbon cool yang ketika digunakan bisa memberikan sensasi rasa dingin di tubuh.


Rompi ini bisa bertahan selama 8 hingga 12 jam di tengah terik mentari, sehingga sangat cocok digunakan oleh jamaah serta petugas yang terus bergerak di tengah udara terik Arab Saudi.


“Rompi ini mengandung carbon cool tentu memiliki manfaat yang cukup besar terhadap daya tahan tubuh, terutama untuk petugas seksus (seksi khusus) yang mobile,” ujar Nizar yang dalam kesempatan ini juga sempat mencoba rompi penurun panas di KKHI.


Selain untuk petugas seksus, rompi ini juga sangat cocok digunakan jamaah dengan risiko tinggi (risti) saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.


“Ini juga bisa ekspan ke jamaah saat lempar jumrah karena jalannya begitu jauh di bawah terik matahari, jadi tidak perlu lagi gunakan payung apalagi bobotnya hanya 2 kg,” kata dia.


Editor: Syakir NF