Nasional

Tips Berkebun Mudah dari Rumah

Sab, 2 Oktober 2021 | 08:00 WIB

Tips Berkebun Mudah dari Rumah

Warga Desa Jatimulyo, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah memanfaatkan lahan rumah untuk pertanian. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Dosen Teknik Argoindustri Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Muhammad Arwani, membeberkan tips berkebun mudah dari rumah.

 

Pada Workshop Daring bertajuk Bertani Organik dari Rumah yang terselenggara atas kerja sama NU Online dengan Universitas Nahdlatul Ulama (UNUSIA) dan NU Online Jumat (1/10/2021), Arwani menyampaikan bahwa secara teknis, terdapat tiga tahapan yakni, penanaman, perawatan, dan pemanenan.

 

Pada tahap penanaman, yang dibutuhkan adalah media tanam, dan bibit. Bibit yang digunakan bisa menyesuaikan kehendak sendiri. Apabila ingin bibit organik, maka gunakanlah bibit organik. 

 

Pada tahapan ini, pastikan sudah mengenal tanaman yang hendak ditanam. Karena, hal ini berkaitan dengan treatment yang cocok dan baik kepada tanaman tersebut. 

 

Benih yang digunakan pun bisa diambil dari lingkungan sekitar. Bisa dari sisa-sisa cabai kering, biji dari tomat dan terong yang busuk, bahkan bawang merah yang ada di dapur pun bisa digunakan. Meski dengan mudah mendapatkan benih tersebut, penanam disarankan tetap selektif dalam memilih benih. 

 

"Bagaimana memilih benih yang bagus? Dikeringkan atau bisa melalui cara yang paling sederhana, yakni dimasukan kedalam botol berisi air. Kemudian, bibit yang mengapung itu yang jelek, dan yang terendam adalah yang bagus," jelas Arwani. 

 

Untuk media tanam, dijelaskan, bisa menggunakan polibag, pot, plastik daur ulang, atau bisa hidroponik dan akuaponik. Selain tanah, bisa juga menggunakan kompos, dan sekam. Beberapa media tersebut ada yang cocok untuk bibit, ada yang cocok untuk pertumbuhan, atau setelah daur ulang panennya kemudian dipindahkan ke media lain. 

 

Pada tahap perawatan, harus dipastikan agar nutrisinya terpenuhi. Paling minimal disiram, atau bisa menggunakan pupuk organik sebagai tambahan. "Beberapa yang bisa digunakan seperti pupuk organik atau pestisida nabati," jelas Magister Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya tersebut. 

 

Baik pupuk organik maupun pestisida nabati keduanya bisa diproduksi sendiri dari rumah. Pupuk organik dibuat dari sisa-sisa sayuran yang dikomposkan atau dari korban hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam, dan sebagainya. Sedangkan pestisida nabati bisa dibuat dari berbagai bahan seperti bawang putih, daun pepaya, tembakau, daun jati, dan sebagainya. Pestisida yang digunakan disesuaikan dengan hama yang menyerang. 

 

Tahap terakhir, pemanenan. Pada tahap ini, hasil panen bisa dipotong atau langsung dicabut. Perbedaannya, apabila dipotong, bekas panen masih bisa digunakan lagi satu sampai tiga kali penanaman. Sedangkan bila dicabut, hanya bisa satu kali panen.

 

Arwani menambahkan, untuk pascapanen, apabila hasil kebun hendak didistribusikan ke tempat lain, usahakan menggunakan box yang diatur sedemikian rupa agar tidak merusak tanaman tersebut. 

 

"Produk pertanian itu sangat amat mudah rusak, karena dia masih mempertahankan kehidupannya, masih bermetabolisme. Sehingga, ketika layu sama sekali, sudahlah mati. Makanya pascapanen harus diatur sedemikian rupa," ujarnya. 

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan