Nasional

Tips Hindari Modus Penipuan Berkedok Kurir Paket yang Bisa Kuras Rekening

Ahad, 15 Januari 2023 | 12:00 WIB

Tips Hindari Modus Penipuan Berkedok Kurir Paket yang Bisa Kuras Rekening

Ilustrasi kurir paket. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online

Beberapa waktu terakhir, ramai diberitakan adanya penipuan berkedok kurir paket melalui aplikasi pesan singkat. Modus penipuan tersebut bisa menguras habis saldo di rekening korban.


Dalam tangkapan layar di aplikasi whatsapp, pelaku penipuan berpura-pura menjadi kurir dan mengirimkan file dengan ekstensi APK yang sebenarnya berbahaya. Adanya modus penipuan kurir paket ini membuat masyarakat perlu lebih berhati-hati.

 

Menyikapi kasus tersebut, Sekretaris Siber Ansor, Mabrur L. Banuna membagi sejumlah tips yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghindari penipuan kurir paket ini.


Berikut tips mencegah modus penipuan kurir paket yang bisa diterapkan masyarakat:


1. Jangan klik tautan dalam pesan teks 

Mabrur mengungkapkan, saat ini modus kejahatan dalam dunia siber mengalami pergeseran jika dahulu pelaku kejahatan memikat korban dengan hadiah kini beralih ke penipuan online. 


"Jadi ada pergeseran modus kejahatan dalam dunia siber. Kalau dulu pelaku kejahatan mengiming-imingi korban dengan hadiah, pola atau cara ini sudah tidak laku atau digemari lagi sebab masyarakat kita sudah sangat aware bahwa ini adalah bentuk penipuan," kata Mabrur kepada NU Online, Sabtu (14/1/2023).


Ke depan, kata Mabrur, penipuan melalui link-link seperti ini bisa terjadi lagi kepada masyarakat atau anak-anak muda yang tengah mencari pekerjaan dengan modus penipuan berkedok lowongan kerja.


"Intinya adalah jika ada nomor tidak dikenal kemudian link tersebut mencurigakan lalu terdapat APK, domainnya aneh, jangan direspon. Besar memungkinan itu phising atau sebuah bentuk penipuan," imbau Mabrur.


2. Gunakan email dan nomor telepon berbeda dalam melakukan transaksi 

Mabrur mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan email dan nomor telepon yang sama saat mengunggah data di marketplace. Langkah itu untuk menjaga kerahasiaan data serta mencegah kemungkinan adanya penipuan. Pasalnya, aktivitas masyarakat di dunia digital cukup tinggi apalagi dalam jual beli online. 


"Belanja pakai online, pesan barang online, maka perlu gunakan dua email atau tiga email yang berbeda. Misal email yang dimasukan mobile banking dan peduli lindungi harus dibedakan dengan email-email yang kita pakai identitasnya untuk jual beli online," terangnya.


"Jadi nomor yang aktif sebagai data pribadi di mobile banking kita bedakan dengan nomor  telepon yang biasa dipakai untuk transaksi di toko online," terang Mabrur.


Dijelaskan dia, masyarakat tidak bisa menghindari permintaan identitas pribadi berupa nomor telepon maupun email ke pihak ketiga atau untuk daftar di aplikasi lain.

 

Namun demikian, menurut Mabrur, ada kerentanan ketika misalnya beberapa marketplace data pribadinya bocor dan mudah diakses orang lain.


Adapun langkah yang bisa dilakukan jika tidak sengaja mengklik file tersebut menurut Mabrur dengan mengganti semua password internet banking, email, serta media sosial.


"Log out segera semua id yang ada di device kita terus ganti password atau smartphone segera diriset kemudian masuk ke pengaturan aplikasi. Hapus aja dulu semua aplikasi pihak ketiga yang bukan bawaan device kita," ungkap Mabrur.


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad