Nasional

Tips, Tantangan, dan Peluang Kuliah Sambil Kerja

Sab, 14 Agustus 2021 | 01:30 WIB

Jakarta, NU Online
Dosen Bidang Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Muhammad Aras Prabowo mengatakan, banyak generasi muda di Indonesia tidak bisa melanjutkan sekolah bahkan ke jenjang perguruan tinggi, disebabkan pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian, kesehatan, dan pendidikan.

 

Tidak hanya itu, menurut pria yang akrab disapa Aras itu, meski pendidikan tinggi di Indonesia sudah cukup menjamur, bahkan di setiap kabupaten/kota pasti ditemukan perguruan tinggi. Namun, keterbatasan akses pendidikan masih banyak dijumpai di Indonesia.

 

"Selain itu, persoalan yang banyak ditemui oleh generasi muda yang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, yaitu, kemiskinan, SDM, rendahnya kualitas dosen, rendahnya prestasi, dan rendahnya sarana dan prasarana yang dimiliki perguruan tinggi," ujar Aras saat menjadi narasumber dalam Workshop Daring Kuliah Sambil Kerja: Tantangan, Tips, dan Keuntungannya pada Jumat (13/8) secara virtual.

 

Dikatakan Aras, dari semua keterbatasan itu jangan sampai membuat generasi muda tidak memiliki semangat untuk tetap melanjutkan ke perguruan tinggi. Menurutnya, kondisi itu mengharuskan generasi muda untuk lebih aktif mencari peluang agar tetap bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Salah satunya bisa dengan mendapatkan beasiswa atau berkuliah sambil bekerja.

 

"Saat ini perguruan tinggi di Indonesia sudah memiliki website yang menyediakan banyak informasi terkait beasiswa dan lainnya. Selain itu, banyak juga perusahaan yang sudah terbuka menerima mahasiswa magang, bahkan berpeluang menjadi pegawai tetap. Sehingga rajin-rajinlah mencari informasi di Google, karena saat ini semua informasi sudah tersedia di sana," kata Aras pada acara yang digelar atas kerja sama NU Online dan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) itu.

 

Kuliah sambil bekerja memang tidak mudah, menurut Aras, kuliah sambil kerja merupakan langkah untuk membangun kemandirian secara finansial. Namun, mahasiswa yang kuliah sambil kerja akan berbeda dengan mahasiswa yang hanya kuliah saja tanpa bekerja. 

 

"Di balik tantangan berkuliah sambil kerja tentu juga ada tips dan trik langkah-langkah agar kita sukses menjalankan keduanya secara bersamaan. Tantangan pertama yang harus kita hadapi adalah waktu istirahat yang terbatas," ujarnya.

 

Aras menjelaskan, ketika mahasiswa memilih kuliah sambil kerja, tentu waktu akan menjadi problem yang berat. Karena jam dan hari kerja pada umumnya adalah mulai pukul 8 pagi dan pulang pukul 4 sore, kemudian dilanjut kuliah pada malam harinya.

 

"Nah ketika berkuliah sambil kerja tentu ada dua tanggung jawab yang harus kita lakukan, misalnya ada tugas tambahan dari kantor atau tugas dan kelas tambahan dari kampus. Tantangan ini yang mengharuskan untuk disiplin membagi waktu," paparnya.

 

Meski demikian, menurut Aras, tantang tersebut bisa diatasi dengan beberapa tirik seperti disiplin membagi waktu, membuat perencanaan anggaran biaya hidup dan kuliah, mengedepankan skala prioritas antara tugas kantor dan kuliah, lalu kemudian komunikasi yang baik harus dilakukan baik di lingkungan kantor atau kampus. 

 

Keuntungan kuliah sambil kerja 

Ada tiga keuntungan yang bisa dicapai oleh mahasiswa yang kuliah sambil kerja. Pertama, menurut Aras adalah relasi dan jaringan baik di tempat kerja atau di kampus. Menurut Aras, kedua hal ini keuntungan yang tidak dimiliki mahasiswa yang hanya kuliah saja tanpa bekerja.

 

"Misalnya di setiap perguruan tinggi biasanya ada program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) reguler dan non-reguler. Bagi mahasiswa yang kuliah sambil kerja tentu akan memudahkan melakukan KKM profesi tersebut, karena sudah memiliki pengalaman praktik. Jadi keuntungan yang didapat dari berkuliah sambil bekerja, akan memudahkan mendapatkan rekomendasi bekerja di perusahaan yang lebih bagus ketika sudah lulus kuliah," katanya.

 

Kedua, mahasiswa yang bekerja sambil kuliah bisa memahami konsep praktis dan konsep teoritis. Misalnya, mahasiswa di bidang Akutansi pada saat yang sama bekerja sebagai Akuntan, atau bagian keuangan di perusahaan, tentu secara otomatis dapat menyatukan antara pengetahuan teoritis dan praktik yang dilakukan.

 

Kemudian keuntungan yang ketiga, lanjutnya, bekerja dapat menunjang secara finansial dan sekaligus mendapatkan gelar akademik. "Kedua hal ini tentu menjadi pencapaian yang sangat luar biasa jika tantangan bisa dilewati dengan baik," tandasnya.

 

Workshop tersebut adalah agenda mingguan setiap Jumat. Pada Jumat berikutnya akan membahas mengapa orang mudah percaya fake news atau hoaks? Dengan narasumber Elmy Bonafita Zahro Kaprodi Psikologi UNUSIA, workshop mengulas perspektif psikologi dalam melihat kecenderungan manusia memproses informasi hoaks dan cara menanggulanginya.