Nasional

Unusa Miliki 15 Program Studi

Ahad, 28 Juli 2013 | 11:57 WIB

Surabaya, NU Online
Akhirnya niat warga dan fungsionaris Nahdlatul Ulama untuk memiliki perguruan tinggi kebanggan bisa terwujud. Diharapkan kampus ini mampu menyediakan sumber daya manusia unggul untuk kemajuan NU di masa mendatang.
<>
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh memancangkan tiang pertama sembilan lantai pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di jalan Jemursari Surabaya.

Bersamaan dengan itu pula, keinginan dan harapan bagi PCNU Surabaya untuk memiliki kampus kebanggaan dapat kesampaian.

Rektor Unusa Prof Dr Rochmad Romdoni SpPD menjelaskan embrio berdirinya Unusa berawal sejak tahun 1979 yaitu saat terbentuknya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK Yarsis). 

"Kemudian sekolah ini berubah menjadi sekolah kebidanan Yarsis,” katanya kepada sejumlah media, Sabtu petang (27/7).

“Tidak berhenti disitu saja, pada tahun 2006  dua institut Akper dan Akbid melakukan penyatuan menjadi Stikes Yarsis," lanjutnya. 

Akhirnya setelah berpengalaman selama 33 tahun dalam mengelola institusi pendidikan dan dorongan dari Muslimat NU, PCNU Surabaya, PWNU dan PBNU, sejak tahun 2012 mulai diajukan proses legalitas peralihan bentuk institusi menjadi universitas.

"Saat ini Unusa membuka 5 Program studi yaitu fakultas kedokteran, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP), fakultas ekonomi, fakultas kesehatan dan teknik dengan 15 program studi," terangnya.

Ditambahkan, Unusa menghadapi tantangan global diharapkan alumninya mampu menguasai iptek, enterpreneurship dengan dilandasi karakter dan kaidah islami.  

Sementara itu  Mendikbud M Nuh bertekat Unusa mampu mencetak lulusan yang santun dan berjiwa pengabdian. Universitas dibawah Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) ini menjadi kesekian yang dengan tegas memakai nama Nahdlatul Ulama.

Ini berbeda dengan kampus-kampus di bawah naungan NU sebelumnya yang lebih banyak memakai nama yayasan.

"Pengalaman sebelumnya, ketika setelah yang dibangun itu besar akhirnya menjadi milik pribadi,” kata Pak Nuh.

“Jangan sampai ini menjadi milik pribadi karena ini kami dedikasikan untuk NU," lanjutnya.

Hadir dalam pemancangan tiang pertama selain Mendikbud M Nuh, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Chairul Tanjung, Wagub Saifullah Yusuf, Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siroj, Rais Syuriyah PWNU Jatim, KH Miftachul Akhyar, tokoh pendidikan dan sejumlah undangan lainnya.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Syaifullah