Nasional HARI SANTRI 2022

Ustadzah Mumpuni Jelaskan 3 Ilmu yang Harus Dimiliki Santri menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jilani

Ahad, 23 Oktober 2022 | 13:30 WIB

Ustadzah Mumpuni Jelaskan 3 Ilmu yang Harus Dimiliki Santri menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jilani

Ustadzah Mumpuni saat menyampaikan ceramah pada Hari Santri 2022.

Jakarta, NU Online

Menurut Sultonul Aulia Sayikh Abdul Qodir Al- Jailani dalam Kitab Nurul Burhaniyah bahwa yang namanya santri itu adalah pemimpin di hari depan. Sehinga santri harus memiliki tiga ilmu landasan, yaitu ilmul ulama, siyasatul mulki, dan hikmatul hukama.


“Pertama, kata Syekh Abdul Qodir Jailani santri harus punyal ilmul ulama, yaitu ilmunya para ulama. Apa saja? Nahwu, shorof, tasawuf fiqih, tafsir, dan lain sebagainya,” ujar Uztadzah Mumpuni Handayekti pada Shalawat Kebangsaan Malam Puncak Peringatan Hari Santri 2022 di Jiexpo Convention Centre and Theatre Kemayoran, Sabtu (22/10/2022).


Kedua, santri harus punya ilmu siasatul mulki yaitu ilmu siyasah, harus tahu dasar pondasi negara, dan harus tahu ilmu politik.


“Harus balance antara ilmu ulama dan harus tahu ilmu pendasaran yang namanya suatu negara. Karena ketika seorang santri hanya tahu ilmu fiqih tapi tidak mau belajar,  tidak mau melek dengan intelektual, tidak melek teknologi, tidak mau melek, dan tidak mau up to date  dengan apa yang terjadi di negara. Maka bersiaplah akan jadi boneka orang-orang yang politiknya kotor,” jelasnya.


Akan tetapi jika seorang santri hanya tahunya ilmu politik, tanpa didasari ilmu fiqih, maka akan memunculkan gerandong-gerandong di masa depan, yaitu seorang berpolitik tanpa tahu dasar hukumnya.


“Maka apa bae (saja) doyan. Maaf-maaf di Inggris ternyata sedang terjadi krisis ekonomi, sampai para siswa di Inggris penghapus saja di makan, kertas di makan, karena saking krisisnya. Di Indonesia? Ndak ada krisis moneter, tetapi ternyata ada orang yang berpolitik tapi tidak tahu dasar hukumnya maka terciptalah gerandong-gerandong aspal diuntal (ditelan), semen diuntut, sampai-sampai wesi dileg (ditelan), sampai sandal bae (saja) doyan,” imbuhnya.


Ketiga, seorang santri harus punya hikmatul hukama, harus punya ilmu hikmah. Lebih lanjut dai yang pernah menyabet juara 1 kontes dai Asia itu mengatakan bahwa apabila santri ingin sukses, maka harus memiliki yang namanya landasa pondasi (ilmu).


“Namanya santri biasa puasa dalail, biasa puasa ngerowot, biasa puasa Senen-Kamis, jam setengah 3 sudah dibangunin untuk shalat Tahajud untuk qiyamul lail, inilah hikmhanya seorang santri. Untuk menjadi seorang menteri, cita-cita kepengin menjadi seorang kyai, jadi apapun yang sukses maka harus punya landasan pondasi supaya apa? supaya mampu menjadi santri pemimpin di masa depan,” pungkasnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Syakir NF