Nasional

Visi Indonesia: Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman Literasi Digital Jadi Prasyarat Generasi Milenial

Ahad, 28 Juli 2019 | 16:45 WIB

Visi Indonesia: Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman Literasi Digital Jadi Prasyarat Generasi Milenial

Pendiri Lembaga Visi Indonesia, Muhammad Abdul Idris dan Rektor STAI Madinatul Ilmi, Asep Kusnadi saat membuka Kelas Komunikasi dan Menulis, Jumat (26/7) di Depok, Jawa Barat.

Depok, NU Online
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, akhir tahun 2018 lalu jumlah populasi Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Kemudian, pada 2024, angkanya berpotensi meningkat hingga 282 juta dan sekitar 317 juta jiwa pada 2045.

Dari total populasi saat ini, generasi milenial berusia 20-35 tahun mencapai 24 persen, atau setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa yang merupakan usia produktif (14-64 tahun). 
 
Melihat data penduduk yang terus meningkat, tantangan nyata yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini tidak hanya besarnya jumlah anak muda. Akan tetapi, tantangan itu juga terkait bagaimana menyiapkan daya saing generasi muda untuk siap berkompetisi khususnya dalam hal kesiapan kerja mereka. 
 
Menjawab kesiapan daya saing anak muda dan selaras dengan inisiatif Pra Kerja Pemerintahan Joko Widodo, tugas besarnya adalah bagaimana menyiapkan kompetensi dasar kerja.
 
Premis-premis itulah yang menjadi dasar Lembaga Visi Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan “Kelas Menulis dan Komunikasi” yang digelar sejak Jumat-Ahad (26-28) di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Madinatul Ilmi, Depok, Jawa Barat.
 
Pendiri Lembaga Visi Indonesia, Muhammad Abdul Idris mengatakan, era digital saat ini menuntut setiap orang punya kemampuan menulis dan komunikasi yang efektif. Dengan kemampuan itu, diharapkan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda yang masuk dalam angkatan kerja, mampu membangun rasa percaya diri. 
 
“Kelas menulis sangat penting untuk diajarkan sedini mungkin, khususnya bagi para pemuda. Dengan kemampuan menulis dan komunikasi paling tidak menjadi bekal dasar pemuda membangun rasa percaya diri,” terangnya. 
 
Idris menambahkan bahwa kemampuan menulis dan komunikasi saat ini dibutuhkan pada profesi apapun sehingga bisa menjadi modal dasar penting untuk melakukan lompatan dan kontribusi lebih besar ke depannya untuk bangsa. 
 
Hal yang sama diungkapkan Rektor STAI Madinatul Ilmi, Asep Kusnadi. Menurutnya, anak-anak usia muda harus terus menggali kemampuan pribadinya. 
 
"Menjadi sebuah kewajiban dan keharusan anak muda harus terus menggali potensi dan kemampuan. Salah satu yang penting adalah kemampuan menulis dan komunikasi. Dua hal ini pasti melekat dengan profesi apapun,” kata Asep saat membuka acara. 
 
Pada kesempatan terpisah, Deputi Pengembangan Pemuda Asrurn Ni’am Soleh mengatakan bahwa pihaknya mendukung penuh kegiatan kelas menulis dan komunikasi karena salah satu program Kementerian Pemuda dan Olahraga salah satunya adalah peningkatakan kualitas pemuda. 
 
“Kemenpora akan mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penguatan kualitas sumber daya manusia terutama pemuda. Saya menyambut baik dengan kegiatan pelatihan kelas menulis dan komunikasi. Menulis dan komunikasi salah satu skill yang harus dimiliki pemuda," ujar Niam.
 
Kegiatan kelas menulis dan komunikasi ini diikuti kurang lebih 60 pemuda dari berbagai organisasi. Peserta tidak hanya datang dari wilayah Jabodetabek, namun juga beberapa dari daerah lain. 
 
“Senang sekali peserta kegiatan kelas menulis dan komunikasi datang dari berbagai daerah. Tidak hanya wilayah Jabodetabek tapi ada juga dari Cirebon dan Indramayu. Ini menunjukkan antusiasme yang luar biasa,” ujar ketua panitia Muhammad Khotim. 
 
Salah satu peserta mengungkapkan bahwa acara kegiatan kelas menulis dan komunikasi sangat bermanfaat dan menyenangkan.
 
“Materi-materi yang diberikan sangat bermanfaat dan disampaikan dengan cara yang menyenangkan,” ujar salah satu peserta. 
 
Kelas menulis dan komunikasi diisi dengan berbagai materi seperti public speaking, dasar-dasar jurnalistik, pengelolaan website, manajemen media sosial, teknik pembuatan power point dan pengelolaan data berbasis excel. Harapannya, para peserta mampu menguasai ketrampilan dan kompetensi dasar tersebut dan mampu mengembangkannya di 'dunia nyata' setelah kegiatan pelatihan selesai digelar. (Red-Zunus Muhammad)