Nasional

Yenny Wahid Ceritakan Cara Gus Dur Dekati Bu Sinta

Sen, 27 Juni 2022 | 08:00 WIB

Yenny Wahid Ceritakan Cara Gus Dur Dekati Bu Sinta

Yenny Wahid Ceritakan Cara Gus Dur Dekati Bu Sinta. (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online 
Putri Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang lebih akrab dengan mama nama Yenny Wahid menceritakan cara ayahnya mendekati ibunya (Hj Sinta Nuriyah Wahid).


Hj Sinta Nuriyah tercatat sebagai alumnus Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas. Sementara Gus Dur juga pernah ngaji di Tambakberas ke KH Abdul Fattah Hasyim. 


Bahkan Gus Dur sebelum menjadi presiden keempat RI sempat menjabat kepala Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum Tambakberas Jombang selama dua tahun.


Hal ini disampaikannya saat Al-Haflatul Kubro 2022 Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Sabtu malam (25/6/2022).


"Tambakberas ini tempat ayah dan ibu saya ketemu jodoh. Ibu saya muridnya Gus Dur. Dulu Gus Dur meminjam kan buku ke ibu (Sinta Nuriyah). Alasannya Gus Dur begitu untuk mendekati," katanya.


Ia menambahkan, awalnya sang ibu belum tertarik ke Gus Dur atau sang ayah. Karena saat itu usianya masih belasan tahun. Gus Dur saat itu juga tidak melamar atau meminta ke orang tua Hj Sinta. Baru sampai melihat dari jauh dan meminjamkan buku.


Gus Dur baru melamar Hj Sinta dengan diwakili keluarga besar setelah adiknya yang bernama Salahuddin Wahid (Gus Sholah) mau menikah. Agar tidak dilangkahi, maka Gus Dur diminta menikah juga. 


Gus Dur lalu mengatakan jika ia memilih santri Tambakberas bernama Sinta Nuriyah. Hj Sinta Wahid merupakan kembang desa dan banyak yang ingin melamarnya.


"Awalnya tidak mau, akhirnya mau cuma lama. Setelah Gus Dur ke Mesir dan kuliah baru Gus Dur melamar Bu Sinta. Nikahnya secara virtual, diwakili oleh KH Bisri. Banyak yang kaget pas nikahnya. Soalnya mempelai pria udah tua," ungkap Yenny.


Yenny mengatakan, Pesantren Tambakberas sangat istimewa baginya. Beberapa hal yang membuat Tambakberas istimewa antara lain karena masa kecilnya sering ngaji ke Tambakberas dan asal usul leluhurnya.


Kiai Asy'ari merupakan santri Tambakberas dan menikah dengan dzuriyah Tambakberas. KH Hasyim Asy'ari dilahirkan di pondok tersebut. Kemudian Kiai Asy'ari pindah ke Keras bersama KH M Hasyim Asy'ari. Setelah dewasa KH Hasyim mendirikan Pesantren Tebuireng lalu menurunkan KH Wahid Hasyim.


"Begitu banyak kenangan yang saya jalani di sini. Kalau ada pertandingan sepakbola antara Tebuireng dan Tambakberas maka saya bingung disuruh milih yang mana. Milih keduanya," ujarnya sambil tersenyum 


Yenny menceritakan jika ayahnya sering mengirimnya ke Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas ketika liburan sekolah untuk belajar mengaji. Tradisi tersebut merupakan warisan dari ayah Gus Dur yaitu KH Wahid Hasyim.


KH Wahid Hasyim rutin mengirim putra-putrinya ke Jombang setiap liburan sekolah untuk belajar baca Al-Qur'an dan kitab kuning. Tradisi tersebut diteruskan oleh Gus Dur ketika memiliki anak.


"Sebuah kebahagiaan datang ke sini. Saya ke Tambakberas ini rasanya pulang. Dulu saya sering dikirim (ngaji) bapak (Gus Dur) ke Tambakberas. Teman main dan lari-larinya ya Gus Wafi (ketua yayasan). Saya sering juga ke tempatnya Ning Ida (Ribath Al-Amanah Bahrul Ulum)," tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin