Obituari

Kesaksian Santri Soal Kisah ‘Jadzab’ Gus Robah Ubab Maimoen

Rab, 12 Agustus 2020 | 17:30 WIB

Kesaksian Santri Soal Kisah ‘Jadzab’ Gus Robah Ubab Maimoen

Gus Robah (kiri) saat bercengkerama dengan santri. (Foto: istimewa)

Rembang, NU Online
Keluarga besar almaghfurlah KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen kembali berduka. Kabar wafatnya Gus Robah putra KH Abdullah Ubab Maimoen tersiar pada Rabu (12/8) sekitar pukul 11:00 siang.


Gus Robah Ubab Maimoen dimakamkan di lingkungan Pondok Pesantren Al-Anwar 2, Sarang Kabupaten Rembang, Jawa Tengah pada Rabu (12/8) pukul 16:00 sore.


Gus Robah merupakan orang yang alim. Bahkan, beliau terkenal sebagai wali jadzab. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai orang yang tidak terlalu mengurusi urusan duniawi, apalagi masalah uang. Berikut kesaksian dari beberapa santri yang dekat dengan beliau.


Baca juga: Innalillahi, Gus Robah, Cucu Mbah Moen Berpulang


Pada suatu malam, ketika beliau sendirian, ada yang bertanya kepadanya "Gus, wali itu bagaimana?" Tanya seorang santri. Beliau menjawab singkat, "Apa mas?".


Kemudian santri tersebut mengulangi lagi pertanyaan yang sama hingga tiga kali dan dijawab oleh Gus Robah dengan jawaban yang sama. Akhirnya, santri tersebut bertanya kembali, dan Gus Robah menjawab, "Wali itu shalat. Jika shalatnya benar dan khusyu', orang itu adalah wali," jawabnya.


Ditakuti jin
Dalam cerita lain disebutkan, bahwa ada seorang santri yang selalu tindihan (seperti ada yang menindih) saat tidur. Santri tersebut mengatakan bahwa ia tindihan setiap selesai mengobati orang kesurupan. Dan ini terjadi berulang kali.


Singkat cerita, ia berpikir bahwa Gus Robah adalah wali jadzab, pasti jin takut ketika didekat beliau. Akhirnya santri tersebut pindah tidur didekat Gus Robah. Dan apa yang terjadi ternyata benar. Santri tersebut tidur tidak tindihan lagi.


Sekira 1 jam kemudian, ia mengalami tindihan kembali. Setelah terbangun, ternyata Gus Robah pindah tidur di luar atau di teras kamar. Akhirnya, santri ini mengikuti kembali ke tempat di mana Gus Robah tidur. Anehnya, ia tidak tindihan lagi.


Setelah beberapa kali terulang hal seperti itu, akhirnya santri tersebut memberanikan diri bilang ke Gus Robah. "Gus, saya nggak bisa tidur. Saya diganggu jin terus malam ini," ucap santri tersebut. Kemudian, Gus Robah memperbolehkan santri tersebut untuk tidur di sampingnya.


Cerita lain juga menyebutkan, ketika itu ada santri yang mengatakan bahwa ia merasa bingung karena perbedaan pendapat para gurunya. Kemudian ia bilang ke Gus Robah. "Gus, saya pusing," kata santri tersebut.


Ia belum melanjutkan cerita terkait permasalahan yang dirasakan, Gus Robah kemudian menyahut. "Orang itu nggak harus semuanya memakai pakaian putih. Ada yang pakai batik dan lain sebagainya. Tapi, yang baik itu pakai putih," pungkasnya.


*Disarikan dari cerita Amirul Ulum dan As'ad Sadewa. Tulisan ini sudah mendapatkan izin dari narasumber untuk diolah dan dipublikasikan.


Kontributor: Aan Ainun Najib
Editor: Musthofa Asrori