Obituari

Kiai Rosyad, Penerjemah Ratusan Kitab Klasik dari Rembang Wafat

Sel, 2 Februari 2021 | 23:08 WIB

Kiai Rosyad, Penerjemah Ratusan Kitab Klasik dari Rembang Wafat

KH Abdul Rosyad Shiddiq, sosok kiai sederhana dan alim penerjemah ratusan kitab klasik berpulang ke Rahmatullah pada Selasa (2/2). (Foto: Istimewa)

Rembang, NU Online
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Keluarga Besar NU Rembang, Jawa Tengah Berduka. KH Abdul Rosyad Shiddiq, sosok kiai sederhana dan alim penerjemah ratusan kitab klasik berpulang ke Rahmatullah pada Selasa (2/2) sekitar pukul 07.45 WIB. Kiai rendah hati ini wafat di kediamannya di Kelurahan Leteh, Rembang pada umur 60 tahun.


Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Rembang KH Muslih Mustofa mengatakan bahwa KH Abdul Rosyad Shiddiq merupakan penerjemah kitab-kitab klasik dengan jumlah karya lebih dari 300 kitab klasik. Kitab-kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sehingga membuat kitab-kitab klasik semakin mudah dipahami oleh masyarakat Indonesia pada umumnya.


“Beliau alumnus Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin. Beliau juga masih menangi (berjumpa) dengan Kai Kholil, Abah dari Gus Yaqut Cholil Qoumas yang saat ini menjabat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia. Sangat langka orang semacam beliau itu. Hanya ada dua di Rembang yang produktif adalah beliau (KH Abdul Rosyad Shiddiq) dan H Sunarto yang merupakan Ketua PCNU Rembang, ” kata Kiai Muslih kepada NU Online, Selasa (2/2).


Kiai Muslih menjelaskan bahwa Kiai Rosyad saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua PCNU Kabupaten Rembang di bidang kesehatan. Perjuangannya dalam membesarkan Nahdlatul Ulama (NU) dengan akidah Ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat khususnya di Kabupaten Rembang.  


“Kami dari Nahdlatul Ulama betul-betul sangat kehilangan dengan ditimbalinya (wafatnya) Kiai Rosyad ini karena beliau berjuang bersama kami, bagaimana NU di Rembang ini selalu dikenal oleh masyarakat, dan masyarakat semakin kenal dengan NU. Sehingga akidah Ahlussunnah wal jamaah itu bisa masuk ke seluruh elemen masyarakat,” jelasnya tentang Kiai Rosyad yang dimakamkan pada Selasa (2/2) pukul 13.00 WIB di di TPU Krapyak, Rembang.      


Kiai Muslih menambahkan bahwa Almaghfurlah Kiai Rosyad merupakan sosok yang sangat aktif di dalam segala persoalan. Beliau adalah sosok yang murah hati dan mudah membantu terutama di saat ada orang sakit atau meninggal.


“Beliau pertama kali yang mengumumkan sekaligus mengajak teman-teman untuk menjenguk orang yang sakit dan saat ada orang meninggal mengajak memberi belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan. Orangnya selalu humor kepada teman-teman jarang menunjukkan raut yang susah, raut yang sedih, pokoknya selalu gembira tertawa, kadang juga suka bercanda,” imbuhnya.


“Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya dan diterima amal baiknya sehingga beliau dimasukkan di dalam orang-orang yang berjuang di jalan Allah dan akhirnya Insyallah syahid, karena meninggalnya pun setelah sholat subuh, tidak ada orang tahu dan tidak merepotkan orang lain. Insyaallah saya punya keyakinan beliau husnul khatimah,” jelasnya.


Kontributor: Mochammad Ronji
Editor: Muhammad Faizin