Opini

Meletakkan Pondasi Kesehatan di Pesantren

NU Online  ·  Sabtu, 18 Februari 2017 | 23:01 WIB

Meletakkan Pondasi Kesehatan di Pesantren

Foto: ilustrasi pesantren.

Oleh Ahmad Yahya

Ketika kita berbicara tentang pondok pesantren, maka tidak terlepas dari sosok santri, dasar terpenting untuk mendukung kegiatan santri di pondok pesantren adalah jaminan dan perlindungan kesehatan bagi santri maupun unsur-unsur yang terlibat didalamnya. Di pondok pesantrenlah lahir pejuang-pejuang Islam, di pondoklah Al-Quran di hapal, di pondoklah hadits Nabi Muhammad SAW dijelaskan dan di pondoklah tertanam tauhid dan manisnya iman.

Setiap jiwa menghendaki kesehatnnya terjamin, kesehatan merupakan pintu gerbang menuju kebahagiaan. Tanpa tubuh yang sehat akan sulit bagi kita untuk produktif dan menikmati berbagai hal dalam kehidupan. Hampir setiap orang mengerti dan memahami akan pentingnya kesehatan. Akan tetapi tidak sedikit pula yang belum menyadari dan berusaha untuk menjaga aset terpenting tersebut. Ketika tubuh sudah lemah dan tak berdaya karena sakit, kita hanya mampu menyesali dan baru menghargai kesehatan.

Kesehatan menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial  yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem tubuh, fungsi serta prosesnya. 

Kesehatan sangat penting untuk semua orang terutama remaja. Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menjadi dewasa, mereka adalah generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan untuk menjadi generasi yang sehat jasmani, rohani dan mental spiritual. 

Masa remaja juga merupakan masa menuntut ilmu, dimana mereka tidak hanya menuntut ilmu di sekolah pemerintah, tetapi juga mereka ada yang memilih untuk menuntut ilmu di lingkungan pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan tempat untuk mendidik santri menjadi orang yang bertaqwa, berakhlak mulia serta memiliki kecerdasan yang tinggi.

Santri-santri yang berada di pondok pesantren merupakan anak didik yang pada dasarnya sama saja dengan anak didik di sekolah-sekolah umum yang harus berkembang dan merupakan sumber daya yang menjadi generasi penerus pembangunan yang perlu mendapat perhatian khusus terutama kesehatan dan pertumbuhannya. 

Sisi lain kultur dari pondok pesantren yang sering diabaikan adalah kesehatan santri, biasanya masih banyak pesantren yang melestarikan kultur tradisional di mana santri di pesantren dituntut untuk berperilaku sesuai life-style tradisional demi melestarikan kultur. Dan adapula yang sudah memiliki infrastruktur modern, tetapi yang menerapkan life-style modern ini belum banyak jumlahnya. 

Permasalahan kesehatan yang dihadapi santri-santri tidak berbeda dengan permasalahan yang dihadapi anak sekolah umum, bahkan bagi santri yang mondok akan bertambah lagi dengan masalah kesehatan lingkungan yang ada di pondok pesantren yang mereka tempati.

Permasalahan konkrit kesehatan secara umum yang terjadi dipondok pesantren antara lain berkaitan dengan kesehatan lingkungan, misal ; sampah yang berserakan di lingkungan pesantren, lantai pesantren jarang dipel, air limbah tidak mengalir kedalam got  sehingga menjadi sarang nyamuk, bak mandi jarang di kuras saluran air mandi tersumbat oleh sampah, kasur tidak dijemur.

Berkaitan dengan masalah tingkah laku ; piring tidak segera dicuci sebelum dan sesudah makan, sisa makanan yg berserakan di pesantren, pakaian yang sudah digunakan bergantungan di dalam asrama, santri tidur dilantai, tanpa selimut dan alas tidur, ember sabun, sepatu dan sandal diletakkan sembarangan di dalam asrama, bantal sering dipakai bersama-sama, menghidangkan makanan tidak ditutup, sesudah BAB tidak cuci tangan dengan sabun dan WC tidak disiram sampai bersih, pakaian basah dijemur di dalam asrama.

Berkaitan dengan masalah Gizi; mie dijadikan makanan pokok, menu makanan kurang bervariasi, santri tidak sarapan pagi, mengambil porsi makanan yang tidak sesuai. Berkaitan dengan masalah sarana dan prasarana; ruang asrama tidak sesuai dengan jumlah penghuni, kurangnya obat-obat ringan dan P3K, kurangnya tempat menjemur pakaian.

Kemudian muncullah beberapa penyakit yang sering muncul di pondok pesantren, seperti ; gatal dan scabies [gudiken], sesak napas, demam, pingsan, batuk pilek, maag, nyeri ringan, nyeri kolik, dan lain sebagainya. 

Pondasi kesehatan untuk santri

Kenyataan dan perilaku yang kurang terpuji tersebut  harus dirubah ke arah perilaku yang lebih baik dan higienis, karena pangkal kesehatan dimulai dari perilaku kita sendiri. Pertanyaannya adalah kapan lagi? Ya hari ini dan mulai sekarang.   

Beberapa solusi untuk meletakkan pondasi kesehatan di pondok pesantren adalah pertama, pembentukan dan Pelatihan tim UKS (Unit Kesehatan Santri). Kedua, penyuluhan kesehatan secara berkala. Ketiga, mengadakan pelatihan kader kesehatan kepada santri. Keempat, membuat pos kesehatan pondok pesantren (Poskestren). Kelima, membuat kelompok diskusi reproduksi kesehatan (khusus santri putri). Keenam, menyidiakan obat yang cukup lengkap di Pondok pesantren. Ketujuh, bekerjasama dengan rumah sakit terdekat atau perguruan tinggi yang membidangi masalah kesehatan. 

Memahamkan akan pentingnya kesehatan di pondok pesantren adalah sesuatu hal yang sangat penting, karena kesehatan santri merupakan ujung tombak dari suksesnya para santri untuk meraih cita-citanya, serta meneruskan perjuangan ulama, kiai dan tegaknya agama Allah SWT. Wallahu a’lam.

Penulis adalah Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Sosial Masyarakat IMAN Institute, Alumni Pondok Pesantren Al Fattaah-Setinggil-Demak, Tinggal di Kota Semarang, Jawa Tengah.