Opini

Sekelumit Penanggalan Komariah dan Gerhana Bulan

Kam, 23 Agustus 2007 | 02:49 WIB

Dr. Djamhur Effendi, DEA
Staf Litbang Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Pusat

Bulan, adalah tetangga terdekat Bumi di ruang angkasa sekaligus merupakan satu-satunya satelit Bumi. Dia berputar mengelilingi Bumi sekali dalam sebulan, yang sering disebut dengan berbagai ungkapan seperti:

• satu lunasi
• satu siklus fasa Bulan
• satu perioda revolusi sinodik
• satu perioda ru’ju bulan baru ke bulan baru berikutnya

yaitu 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik atau 29.530588 hari. Namun, lamanya satu bulan (sinodik) sebenarnya bervariasi, dari 29.26 hari sampai 29.80 hari. Hal itu disebabkan sebagai akibat dari gangguan (perturbasi) Matahari terhadap orbit Bulan.

<>

Matahari mempunyai diameter sekitar 400 kali lebih besar daripada diameter Bulan, sedangkan jarak Bumi-Matahari 400 kali lebih jauh daripada jarak Bumi-Bulan. Sehingga penampakan Bulan dan Matahari dari Bumi hampir sama besar, yaitu sekitar setengah derajat.

Kondisi itu juga menyebabkan gerhana Bulan Total – yaitu ketika Bulan seluruhnya berada di dalam daerah umbra Bumi – bisa berlangsung selama 1 jam 47 menit, sedangkan gerhana Matahari Total – yaitu ketika bundaran Matahari di langit terhalang oleh Bulan, dilihat oleh pengamat dari Bumi yang berada di jalur yang tersapu umbra Bulan – paling lama hanya berlangsung sekitar 7 menit.

Kedudukan bidang orbit Bulan mengelilingi Bumi membentuk sudut 5 derajat terhadap bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari (bidang ekliptika). Atau sering dikatakan pula bidang orbit Bulan mempunyai inklinasi 5 derajat dari bidang ekliptika. Hal inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gerhana Bulan maupun gerhana Matahari setiap bulan.

Saat konjungsi/ijtima adalah saat Bulan berada diantara Matahari-Bumi, dimana wajah Bulan menjadi tidak nampak dari Bumi. Para astronom menyebut ijtima atau konjungsi itu sebagai ’New Moon’ (Bulan baru) atau disebut juga ’Bulan mati’ karena wajahnya tidak tampak. Dengan kata lain, konjungsi Bulan terjadi saat bulan baru.

Konjungsi suatu objek benda langit – dalam hal ini adalah Bulan dengan Matahari - , seperti yang terlihat dari Bumi, terjadi jika perbedaan lintang (elongasi) dengan Matahari berharga nol. Konjungsi Bulan ini menjadi acuan untuk menentukan awal bulan dalam sistem penanggalan Komariah/Hijriah.

Akan tetapi perlu diketahui bahwa kriteria astronomi yang dipakai untuk menentukan awal bulan (’New Month’) bukan hanya fenomena Bulan muda (’New Moon’), namun – seperti halnya sejak zaman kuno Babilonia, juga zaman Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, bahkan hingga saat ini – kriteria yang digunakan lebih berdasarkan pada keterlihatan (’visibility’) Bulan-sabit baru atau anak Bulan (hilal) daripada berdasarkan konjungsi itu sendiri.

*) Istilah-istilah musytarok / sinonim:
Konjungsi = ijtima
New Moon = Bulan baru = Bulan mati

Fasa-Fasa Bulan

Perubahan penampakan wajah Bulan, seperti yang terlihat dari Bumi, adalah sebagai akibat posisi relatif Bulan terhadap Bumi dan Matahari.

Wajah Bulan nampak berbeda dari waktu ke waktu yang masing-masing disebut fasa. Fasa-fasa tersebut mengikuti pola bentuk yang sama setiap empat minggu. Perlahan bergeser, fenomena keteraturan penampakan fasa Bulan berputar dari:

• Bulan mati (’New Moon’) saat ijtima
• Sabit muda (minggu pertama)
• Setengah lingkaran (’first quarter’, sudah melalui ¼ perjalanan Bulan)
• Gibbous (minggu ke-dua)
• Purnama (’Full Moon’)
• Gibbous (minggu ke-tiga)
• Setengah lingkaran (’Last Quarter’, tinggal ¼ perjalanan Bulan yang harus ditempuh)
• Sabit tua
• Bulan mati (’New Moon’) ijtima kembali.

Wajah Bulan terlihat senantiasa menampilkan wajah muka yang sama – seakan permukaan yang sama – terkunci menghadap Bumi. Hal ini akibat perioda rotasi Bulan sama dengan perioda revolusi sideris-nya.

Catatan:
- perioda sideris adalah kala waktu revolusi benda langit dengan menggunakan bintang sebagai titik acuan.
- perioda sinodis adalah kala waktu revolusi benda langit dengan menggunakan Matahari sebagai titik acuan.

Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Shaumlah kalian karena melihat hilal, dan berbukalah kalian karena melihatnya pula. Jika hilal tertutup awan, maka sempurnakanlah 30 hari.” (HR. Bukhari: Shahih)

Gerhana Bulan 2007

Setiap tahun terjadi gerhana Bulan maupun gerhana Matahari, di mana jumlah dan jenis fenomena gerhananya bervariasi. Jumlah maksimum gerhana Bulan plus gerhana Matahari dalam setahun adalah 7 kali gerhana, yang terdiri dari 3 kali gerhana Bulan dan 4 kali gerhana Matahari, atau 2 kali gerhana Bulan dan 5 kali gerhana Matahari.

Tidak semua fenomena gerhana dalam setahun bisa diamati dari salah satu titik atau tempat di permukaan bumi. Pada tahun 2007 ini, terjadi 4 kali gerhana, yang terdiri dari 2 kali gerhana Bulan total dan dua kali gerhana Matahari sebagian (parsial).

Dua gerhana Bulan total dapat disaksikan dari wilayah Indonesia, dan dua gerhana Matahari sebagian tidak dapat disaksikan dari wilayah Indonesia. Jadi, kita yang berdomisili di Indonesia, mendapatkan kesempatan istimewa untuk mengamati dua kali gerhana Bulan total pada tahun 2007 ini.

1. Gerhana Bulan total pada tanggal 4 Maret 2007 (pertengahan bulan Safar 1428 H) yang kesempatannya telah terlewat.
2. Gerhana Bulan total yang akan terjadi pada hari Selasa, minggu depan, tanggal 28 Agustus 2007 yang bertepatan dengan tanggal 15 Sya’ban 1428 H.

Pada musim gerhana kedua ini, kedudukan Bulan berada di arah rasi Aquarius dan Matahari di arah rasi Leo. Gerhana Bulan ini bisa disaksikan oleh pengamat yang berada di wilayah Indonesia. Pada sore hari, Bulan akan terbit dalam keadaan gerhana.

Jadwal gerhana Bulan total adalah sebagai berikut:

Bulan memasuki Penumbra atau momen gerhana Penumbra dimulai pada hari selasa, tanggal 28 Agustus 2007 pukul 14:52 WIB. Sekitar 59 menit kemudian, Bulan memasuki Umbra, atau momen gerhana Bulan-sebagian, dimulai pada tanggal 28 Agustus 2007 pukul 15:51 WIB. Sekitar 61 menit kemudian, gerhana Bulan total (GBT) dimulai, di mana seluruh Bulan memasuki Umbra Bumi pada tanggal 28 Agustus 2007 pukul 16:52 WIB. Setelah sekitar 1 jam 31 menit berada pada momen gerhana Bulan total, sebagian Bulan memasuki Penumbra Bumi pada tanggal 28 Agustus 2007 pukul 18:23 WIB. Dan seluruh Bulan akan meninggalkan Umbra Bumi, atau gerhana Umbra Bulan berakhir, pada tanggal 28 Agustus 2007 pukul 19:24 WIB. Gerhana Bulan sebagian (GBP) akan berakhir saat seluruh Bulan meninggalkan Penumbra pada tanggal 28 Agustus 2007 pukul 20:22 WIB.

Bagi kita, yang tinggal di Indonesia, untuk dapat mengamati gerhana Bulan 28 Agustus 2007 ini, carilah lokasi yang cukup lapang kira-kira dua puluh derajat di selatan titik lokasi Matahari terbit (kalau kita menghadap ke arah matahari terbit (timur) maka arah tangan kanan kita adalah arah selatan), di daerah yang cukup lapang yang tidak terhalang bangunan atau pepohonan agar dapat menyaksikan gerhana Bulan sejak dari Bulan terbit.

Secara umum, kita di Indonesia tidak bisa menyaksikan keseluruhan momen rangkaian gerhana Bulan total 28 Agustus 2007 ini. Momen gerhana tersebut dapat disaksikan di Indonesia, di mana Bulan terbit dalam keadaan gerhana.

Di Mataram, Bulan terbit sekitar 26 menit sebelum pertengahan gerhana Bulan total yang dimulai pada pukul 17:37 WIB.

Di Surabaya, Bulan terbit sekitar 11 menit sebelum pertengahan gerhana Bulan total yang dimulai pada pukul 17:37 WIB.

Di Yogyakarta, Bulan terbit sekitar 11 menit sebelum pertengahan gerhana Bulan total yang dimulai pada pukul 17:37 WIB. Momen-momen akhir gerhana 28 Agustus 2007 ini, bisa disaksikan dari Yogyakarta.

Di Bandung, Bulan terbit sekitar 10 menit setelah pertengahan gerhana Bulan total dimulai pada pukul 17:37 WIB.

Di Jakarta, Bulan terbit sekitar nol menit sebelum pertengahan gerhana Bulan total yang dimulai pada pukul 17:37 WIB.

Di Medan, Bulan terbit sekitar pukul 18:32 WIB. Sedangkan, momen gerhana Bulan total berakhir pukul 18:23 WIB. Dan gerhana Bulan parsial akan berakhir pada pukul 19:24 WIB. Jadi, kesempatannya kurang menguntungkan, dibandingkan kota yang lebih timur, seperti Yogyakarta dan Mataram.

Di Banda Aceh, Bulan terbit sekitar pukul 18:46 WIB. Sedangkan, momen gerhana Bulan total berakhir pukul 18:23 WIB. Dan gerhana Bulan parsial akan berakhir pada pukul 19:24 WIB. Jadi, kesempatannya juga kurang menguntungkan, dibandingkan kota yang lebih timur.

Manfaatkan kesempatan momen gerhana Bulan total 28 Agustus 2007 ini, untuk pendidikan anak mempelajari sains tentang gerhana, fenomena alam menakjubkan yang memuat tantangan intelektualitas manusia yang memikirkannya.

Allah ’azza wa jalla berfirman dalam surat Al-Furqon (Surat 25) ayat 45 dan 46:

Apakah kamu tidak memperhatikan (ciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang, dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikannya tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan Matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu. Kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami dengan tarikan yang pelan-pelan.”

Wallahu ’alamu bimurodihi...