Shirin Ebadi: "Saya Menentang Penyalahgunaan Islam”
NU Online · Jumat, 19 Maret 2004 | 00:26 WIB
Jakarta, NU Online
Peraih Nobel Perdamaian 2003 asal Iran, Shirin Ebadi, menyatakan, Islam tidak dapat diidentikan dengan perilaku buruk ataupun kekerasan karena perilaku buruk apapun bisa dilakukan oleh orang atau kelompok dari kalangan mana saja yang menjadikan agama atau ideologi sebagai tameng.
Saya Menentang Penyalahgunaan Islam. Saya yakin Islam bukan ajaran teror dan kekerasan," kata Ebadi kepada wartawan di Jakarta, Kamis petang, usai penutupan seminar yang dihadirinya, yang bertajuk "Islam dan Nilai-Nilai Universal: Sumbangan Islam dalam Pembentukan Dunia Plural".
<>Sementara meyakinkan bahwa umat Islam bisa hidup dengan aman dan tenteram, Ebadi juga mengkritik pihak-pihak yang berpandangan sempit yang menganggap perilaku buruk dan kekerasan identik dengan kaum muslim.
Ia mengakui bahwa memang dewasa ini banyak pemerintahan menggunakan Islam sebagai tameng untuk membenarkan kezaliman yang mereka perbuat dengan cara membuat berbagai interpretasi tentang ajaran Islam.
Namun, tegasnya, penyalahgunaan itu tidak hanya dilakukan kalangan muslim. "Bagaimana kita bisa melupakan kamp-kamp Stalin yang mengerikan di Siberia atau pembunuhan besar-besaran terhadap mahasiswa di Cina, yang kesemuanya terjadi sebagai akibat dari kezaliman yang dilakukan melalui pembenaran teori Marxisme," katanya ketika menyampaikan sambutan dalam seminar yang diadakan atas kerjasama Kedubes Swedia di Jakarta dan International Center for Islam and Pluralism (ICIP) tersebut.
Ebadi yang juga pengacara dan aktivis HAM Iran itu, juga mencatat bahwa perbuatan sewenang-wenang juga dilakukan para pendeta pada masa lalu maupun oleh kalangan Yahudi.
"Sejarah dipenuhi dengan kelaliman yang dilakukan pada abad-abad pertengahan oleh para pendeta, yang menganggap dirinya sebagai orang Kristen yang sebenarnya. Demikian juga dengan pembunuhan besar-besaran terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya melalui pembenaran dari teori-teori Yahudi," katanya.
Ia mengingatkan bahwa Islam sama sekali tidak mengajarkan kekerasan dan teror sehingga jika terjadi kekerasan atau pembunuhan dengan mengatasnamakan Islam, hal itu harus dilihat bahwa Islam telah disalahgunakan.
Demikian pula dengan agama lain yang juga tidak bisa digeneralisir sebagai pihak yang membenarkan terjadinya kekerasan.
"Seperti juga kekerasan oleh sejumlah kelompok di Bosnia tidak bisa dikatakan dilakukan atas nama Kristen karena Yesus Kristus sendiri adalah nabi yang diutus Tuhan untuk membawa perdamaian," katanya.
Selain itu, kata Ebadi, tindakan Israel yang tidak mau mematuhi berbagai resolusi PBB tidak bisa dikatakan mewakili ajaran agama Yahudi. "Karena Musa ditunjuk oleh Tuhan sebagai pembawa pesan kebenaran dan keadilan," katanya.
Untuk menghapuskan penyalahgunaan agama sebagai tameng, kata Ebadi, perlu dilakukan upaya untuk menyadarkan semua pihak tentang adanya pembenaran-pembenaran di balik kekuasaan yang dijalankan oleh pihak manapun.
"Hal itu tampaknya menjadi tugas utama para intelektual yang menginginkan kebebasan dan demokrasi," katanya di depan sekitar 300 peserta dari berbagai kalangan, termasuk tokoh berbagai agama, diplomat dalam dan luar negeri, akademisi, serta aktivis LSM.
Di bagian lain sambutannya, Ebadi juga mengatakan bahwa Islam tidak bertentangan dengan Deklarasi HAM. "Negara-negara Islam telah menandatangani sebagian besar traktat internasional yang berhubungan dengan hak asasi manusia karena mereka tidak melihat ada perbedaan fundamental antara traktat tersebut dengan prinsip-prinsip Islam," katanya.(red)
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
6
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
Terkini
Lihat Semua