Pustaka

Kharidatul Bahiyah: Kitab Tauhid Dasar untuk Pemula

Sab, 8 April 2023 | 20:00 WIB

Kharidatul Bahiyah: Kitab Tauhid Dasar untuk Pemula

Ilustrasi: Hasyiyatul Alamah As-Shawi alal Syarhil Kharidatil Bahiyah, karya Imam Ahmad As-Shawi (NU Online - Ahmad Muntaha AM).


Kitab Nazham Kharidatul Bahiyah fi ‘Ilmit Tauhid adalah salah satu kitab kecil dan ringkas yang menjelaskan dasar-dasar ilmu aqidah secara sangat mudah dan simpel. Kitab kecil disajikan dalam 70 nazham, yang bisa dihafal dengan mudah oleh setiap santri dan pelajar.
 

Kitab Kharidatul Bahiyah merupakan kitab ringkas yang ditulis oleh Syekh Ahmad Ad-Dardiri pada ujung abad ke-11 hijriah. Umumnya, kitab ini disediakan sebagai materi pelajaran kelas awal, seperti kelas satu atau dua ibtidaiyah yang memang dikhususkan untuk santri dan murid pemula yang baru hendak mengenal ilmu kalam (aqidah-tauhid). N


 

Sekilas tentang Penulis Kitab Kharidah

Nama lengkap Syekh Ahmad Ad-Dardiri adalah Syekh Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Abi Hamid Al-Adawi Al-Azhari. Ia merupakan ulama kontemporer yang tidak diragukan lagi keilmuannya. Penguasaannya dalam semua cabang ilmu syariat sangat mendalam, tidak hanya dalam ilmu nahwu saja, namun juga ilmu hadits, fiqih, dan beberapa cabang ilmu lainnya. 
 

Syekh Ahmad Ad-Dardiri dilahirkan pada tahun 1241 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1715 Masehi di Mesir. Ia tumbuh sebagai sosok yang sangat haus ilmu pengetahuan hingga akhirnya tumbuh menjadi sosok yang sangat alim. Ia wafat pada tahun 1201 H, bertepatan dengan tahun 1787 Masehi.
 

Syekh Abdussalam dalam Syarah Kharidah mengatakan, Syekh Ahmad Ad-Dardiri pernah belajar di Al-Azhar Mesir. Ia berguru kepada Syekh Syamsuddin Al-Hifni, Syekh Al-Malawi, Syekh As-Sha’idi, dan beberapa ulama tersohor lainnya pada masa itu. Di bawah bimbingan ulama tersohor, ia tumbuh sebagai sosok yang sangat cerdas dan tangkas. Semua ilmu yang diajarkan oleh gurunya mampu dipahami dengan mudah. Bahkan ia mampu menghafal semuanya, hingga mampu menulis banyak karya.

 

Karya Syekh Ahmad Ad-Dardir

Di antara karya-karya Syekh Ahmad ad-Dardiri adalah:

  1. Syarhu Mukhtashar Khalil;
  2. Matnun fil Fiqhil Maliki;
  3. Risalah fi Mutasyabihatil Qur’an;
  4. Nazham Kharidatul Bahiyah;
  5. Tuhfatul Ihwan fi Adabi Ahlil ‘Irfan fit Tashawwuf;
  6. Risalah fil Ma’ani wal Bayan;
  7. Risalah fil Maulid Asy-Syarif;
  8. Risalah fi Syarhi Qaulil Wafiyah;
  9. Risalah fi Shalawatis Syarifah;
  10. At-Tawajjuh fil Atsna bi Nadmi Asmail Husna;
  11. Syarah Adabil Bahtsi;
  12. Syarah Risalah fit Tauhid;
  13. Dan masih banyak lagi karya-karya Syekh Ahmad ad-Dardiri. (Abdussalam, Syarah Kharidah , halaman 9).
 

Sekilas tentang Kitab Kharidatul Bahiyah

Kitab Kharidatul Bahiyah fi ‘Ilmit Tauhid merupakan salah satu kitab tauhid yang menjelaskan dasar-dasar ilmu kalam (aqidah) dengan sangat detail dan simpel. Dengan mempelajari kitab ini, maka akan memudahkan para santri dan pelajar secara khusus, dan semua umat Islam secara umum untuk mengenal sifat-sifat wajib, muhal, dan jaiz bagi Allah dan Rasul.
 

Ringkasnya kitab ini tidak berarti sedikit kandungan ilmu yang ada di dalamnya, namun banyak ilmu-ilmu pokok yang wajib diketahui oleh berbagai kalangan. Bahkan kitab sederhana ini cukup untuk dijadikan untuk dijadikan bahkan mengenal ilmu tauhid. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Syekh Ahmad ad-Dardiri dalam nazhamnya, ia mengatakan:
 

لَطِيْفَةٌ صَغِيْرَةٌ فِي الْحَجْمِ ** لَكِنَّهَا كَبِيْرَةٌ فِي الْعِلْمِ
  تَكْفِيْكَ عِلْمًا اِنْ تُرِدْ أَنْ تَكْتَفِي ** لِأَنَّهَا بِزُبْدَةِ الْفَنِّ تَفِي

 

Artinya, “(Meskipun nazham ini) tipis dan sangat kecil bentuknya, namun sangat banyak dan besar ilmu yang terkandung di dalamnya.
 

Ilmu yang ada dalam nazham ini sudah bisa mencukupi bagimu jika kamu ingin cukup hanya dengannya. Sebab nazham ini sudah lengkap dengan inti-inti pembahasan materi pelajaran ini (ilmu tauhid).” (Nazham keenam dan ketujuh).
 

Umumnya, kitab Kharidatul Bahiyah dijadikan kitab dasar bagi para santri yang ada di jenjang awal madrasah maupun pesantren, seperti kelas 1 atau 2 ibtidaiyah. Dengan memperlajari kitab ini, para santri akan mengerti dan paham sifat-sifat yang wajib, muhal, dan jaiz bagi Allah dan Rasul-Nya.
 

Secara garis besar, kitab Kharidatul Bahiyah terbagi menjadi empat pokok pembahasan secara khusus, yaitu: (1) pembahasan tentang hukum aqli; (2) pembahasan tentang sifat-sifat Allah dan utusan-Nya; (3) hal-hal yang wajib diyakini oleh umat Islam; (4) penjelasan tentang kewajiban tobat.
 

Hukum ‘Aqli

Pertama, pembahasan tentang hukum ‘aqli. Syekh Ahmad Ad-Dardiri memulai pembahasan dalam kitab ini dengan pembahasan pembagian hukum-hukum ‘aqli yang wajib untuk diketahui oleh semua orang mukallaf, yaitu wajib, muhal dan jaiz. Kemudian ia menjelaskan definisi dari masing-masing hukum aqli yang tiga tersebut dengan mudah dan simpel.


 

Sifat-Sifat Allah

Kedua, pembahasan tentang sifat-sifat Allah. Dalam pembahasan kedua, Syekh Ahmad Ad-Dardiri menyebutkan semua sifat-sifat yang wajib, muhal, dan jaiz bagi Allah. Sifat yang wajib bagi Allah ada 20, sifat yang muhal ada 20, dan yang jaiz bagi Allah ada satu. Selanjutnya ia juga menjelaskan semua sifat yang wajib, muhal, dan jaiz bagi utusan-Nya. Sifat yang wajib bagi utusan Allah ada 4, sifat yang muhal ada 4, dan yang jaiz ada satu.
 

 

Hal yang Wajib Diimani

Ketiga, hal-hal yang wajib diimani oleh umat Islam. Salah satu hal penting dalam ilmu tauhid setelah mengetahui sifat-sifat Allah dan Rasul-Nya adalah mengetahui hal-hal yang harus diimani. Dalam hal ini, Syekh Ahmad Ad-Dardiri menyebutkan semuanya. Ia mengatakan bahwa orang mukallaf wajib iman pada hal-hal ghaib (samar) berikut, yaitu: hisab, siksa, pahala, neraka, surga, shiratal mustaqim, timbangan amal, telaga di surga, jin, para malaikat, para nabi, bidadari, dan para wali Allah.
 

Tidak hanya itu, orang mukallaf juga harus iman dan yakin bahwa semua yang datang dari Nabi Muhammad saw adalah benar. Dalam salah satu nazhamnya, penulis mengatakan:
 

وَكُلُّ مَا جَاءَ مِنَ الْبَشِيْرِ ** مِنْ كُلِّ حُكْمٍ صَارَ كَالضَّرُوْرِي
 

Artinya, “(Dan wajib iman) pada setiap kabar yang disampaikan oleh Nabi saw sang pembawa kabar gembira, mencakup semua hukum (syariat atau keyakinan) yang menjadi seperti hukum dharuri (hukum yang sudah diketahui oleh semua kalangan ulama atau orang awam).” (Nazham ke-56).
 

 

Kewajiban Tobat

Keempat, penjelasan tentang kewajiban tobat. Di akhir pembahasan, Syekh Ahmad Ad-Dardiri mengingatkan kembali kepada semua umat Islam untuk terus memohon ampunan kepada Allah dengan cara tobat. Ia juga juga berpesan untuk tidak putus asa atas rahmat-rahmat Allah. Ia juga berpesan untuk terus bersykur atas nikmat yang diberikan oleh-Nya, dan bersabar atas musibah-Nya.
 

Demikian empat garis besar pembahasan kitab Kharidatul Bahiyah. Semoga bermanfaat dan membawa keberkahan bagi kita semua. Amin. Wallahu a’lam.


 

Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.