Pustaka

Kitab Nurul Lam’ah fi Khasais Yaumil Jum’ah, Ringkasan Keistimewaan Hari Jumat

Kam, 15 Februari 2024 | 19:00 WIB

Kitab Nurul Lam’ah fi Khasais Yaumil Jum’ah, Ringkasan Keistimewaan Hari Jumat

Kitab Nurul Lam’ah Fi Khasais Yaumil Jum’ah. (Foto: NU Online

Hari Jumat merupakan hari yang memiliki banyak keistimewaan dalam Islam. Banyak nash hadits yang menyebutkan keutamaannya. Disebutkan di antaranya, “hari Jumat ialah penghulu hari”, atau “hari Jumat ialah hari raya bagi umat Islam”, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya. 


Tentu, banyak buku yang bisa kita baca sebagai literatur untuk mengetahui keistimewaan hari Jumat lainnya. Di antara yang dapat menjadi bacaan ringan terkait tema bahasan ini ialah kitab Nurul Lam’ah fi Khasais Yaumil Jum’ah milik Imam As-Suyuthi. Kitab ringkas ini cukup komprehensif dalam menghimpun hadits-hadits terkait keistimewaan hari Jumat.


Profil Singkat Imam As-Suyuthi

Kitab Nurul Lam’ah fi Khasais Yaumil Jum’ah ditulis oleh Imam As-Suyuthi, ulama ensiklopedis berkebangsaan Mesir. Ia lahir pada Rajab 849 H. Bernama lengkap Abdurrahman bin Kamaluddin Abi Bakar bin Muhammad bin Sabiquddin bin Fakhruddin bin Utsman bin Nadziruddin bin Muhammad bin Saifuddin Khudari Al-Khudairi Al-Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Mishri, Al-Syafii. 


Masa hidup Imam As-Suyuthi dihabiskan untuk menimba ilmu ke banyak ulama terkenal, mengajar dan produktif menulis. Di antara gurunya ialah Sirajuddin Umar bin Ruslan Al-Bulqini, Muhammad bin Sulaiman Al-Kafiji, Taqiyuddin Ahmad bin Muhammad As-Syumuni, Abu Zakaria Yahya bin Muhammad Al-Munawi, Jalaluddin Al-Mahalli. 


Imam As-Suyuthi merupakan ulama ensiklopedis (mengusai banyak fan ilmu) yang sangat produktif dalam menghasilkan karya. Disebutkan terdapat sekitar 500 hingga 600 karya yang dihasilkan beliau selama hidup yang meliputi banyak fan keilmuan.


Mulai dari Tafsir dan Ulumut Tafsir seperti Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, Ulumul hadits seperti Tadribur Rawi fi Syarhi Taqribin Nawawi, Fikih wa Ushuluhu seperti Al-Ashbah wan Nadzhair, Nahwu (gramatika bahasa Arab) seperti Al-Iqtirah fi Ushulin Nahwi hingga fan sejarah pun tidak luput dari tulisan beliau. (Muqaddimah Nurul Lam’ah, [Riyadh: Dar Ibnul Qayyim] hal 21)


Imam As-Suyuthi wafat pada 19 Jumadil Ula 911 H, di Kairo pada umur 61 tahun 10 bulan.


Alasan Penulisan kitab Nurul Lam’ah 

Alasan di balik penulisan kitab Nurul Lam’ah ialah keinginan Imam As-Suyuthi untuk menghimpun lebih banyak dalil-dalil keistimewaan bagi hari Jumat. Serta menambal kebanyakan dalil-dalil yang tidak dicantumkan oleh Syekh Syamsuddin Ibnul Qayyim dalam kitabnya Al-Huda liyaumil Jumat yang juga membahas keistimewaan-keistimewaan hari Jumat dengan mencantumkan 20 lebih dalil.


As-Suyuthi menyebutkan bahwa ia menulis kitab ini dengan mencantumkan argumentasi keistimewaan hari Jumat secara ringkas dengan menghimpun sekitar 100 keistimewaan di dalamnya.


Berikut penjelasan Imam As-Suyuthi:


فقد ذكر الأستاذ شمس الدين ابن القيم في كتاب الهدى ليوم الجمعة خصوصيات بضعا وعشرين خصوصية, وفاته أضعاف ما ذكر: وقد رأيت استيعابها في هذه الكراسة منبها على أدلتها على سبيل الإيجاز وتتبعتها فتحصلت منها على مائة خصوصية


Artinya: “Syekh Syamsuddin Ibnul Qayyim menyebutkan dalam kitabnya Al-Huda liyaumil Jumat beberapa keistimewaan yang mencapai 20 lebih keistimewaan. Ia melewatkan sejumlah besar dalil yang ada. Aku menyebutkan sejumlah besar di dalam buku ringkas ini dengan tujuan mengingatkan dalil-dalilnya secara ringkas, aku teliti dan menghasilkan 100 keistimewaan”. (Imam As-Suyuthi, Nurul Lam’ah Fi Khasais Yaumil Jum’ah, cet 1, 1987 [Riyadh: Dar Ibnul Qayyim] hal 39)


Sekilas Tentang Kitab Nurul Lam’ah Fi Khasais Yaumil Jum’ah

Sebagaimana namanya, kitab Nurul Lam’ah Fi Khasais Yaumil Jum’ah memiliki arti “cahaya yang bersinar dalam menjelaskan keistimewaan hari Jumat”. Kitab yang cukup ringkas ini menghimpun 101 hadits yang menjelaskan keistimewaan yang dimiliki hari Jumat dibanding hari lainnya.


Kitab Nurul Lam’ah ini terdiri dari 101 bab hadits yang diawali tiap babnya dengan lafadz “khususiyat” atau keistimewaan dengan nomornya masing-masing. 


Berikut penulis himpunkan secara global persepuluh setiap babnya dengan terjemah bahasa Indonesia secara berurutan:

 
  1. Keistimewaan 1-10 membahas: hari Jumat sebagai hari raya umat Islam, kemakruhan berpuasa hanya di hari Jumat, kesunnahan membaca Al-Insan dan As-Sajadah pada Shubuh hari Jumat, shalat Subuh di hari Jumat merupakan shalat yang paling utama, shalat Jumat, shalat Jumat sebanding dengan haji, mengeraskan suara pada shalat Jumat sedang shalat lain yang dilaksanakan pada siang hari itu dibaca lirih, kesunnahan membaca surat Al-Jumuat dan Al-Munafiqun dalam shalat Jumat, keistimewaan shalat Jumat dengan diharuskan berjamaah, 
  2. Keistimewaan 11-20: shalat Jumat dilakukan dengan minimal 40 orang, dilakukan pada satu tempat, dilakukan dengan izin pemerintah, keistimewaan dengan diberi peringatannya orang-orang yang tidak melaksanakan shalat Jumat untuk dibakar rumahnya (pada zaman Nabi), dikuncinya hati orang yang meninggalkan shalat Jumat, disyariatkannya denda bagi yang tidak melaksanakan Jumat, khutbah Jumat, disunnahkan insath (mendengarkan dengan seksama), diharamkannya shalat ketika imam duduk di atas mimbar, dilarang untuk duduk ihtiba’ (menjadikan lutut sebagai sandaran, mengikat kedua tangannya di atas kedua lututnya).
  3. Keistimewaan 21-30: dihilangkannya kemakruhan shalat sunnah pada waktu istiwa’, tidak meluapnya Jahannam pada hari Jumat, disunnahkan mandi pada hari Jumat, bersetubuh pada hari Jumat memiliki dua pahala, disunnahkannya bersiwak memakai minyak wangi, memakai minyak rambut, mencukur rambut, dan menggunting kuku pada hari Jumat, disunnahkan memakai baju terbaik.
  4. Keistimewaan 31-40: disunnahkan mewangikan masjid, mempercepat pergi shalat Jumat, tidak disunnahkan mendinginkan badan pada hari shalat Jumat, diakhirkannya qaylulah (tidur siang) dan makan siang setelah Jumat, dilipatkannya pahala orang yang pergi melaksanakan shalat Jumat setiap langkah dihitung pahala setahun, memiliki dua azan yang tidak dimiliki shalat lain selain shubuh, disunnahkan menyibukkan diri dengan beribadah hingga khatib keluar, sunnah membaca surat Al-Kahfi, membaca Al-Kahfi pada malam Jumat, membaca surat Al-Ikhlas, Muawwidzatain dan Al-Fatihah setelah shalat Jumat.
  5. Keistimewaan 41-50: disunnahkan membaca Al-Kafirun, Al-Ikhlas pada Maghrib malam Jumat, membaca surat Al-Jumuat, Al-Munafiqun pada Isya malam Jumat, dilarang untuk tahalluq (mengerumpul) sebelum shalat yang bisa menghalangi shalat, diharamkannya bepergian pada hari Jumat sebelum shalat, dileburnya dosa pada hari Jumat, keamanan dari siksa kubur bagi orang yang mati di hari Jumat dan malamnya, keamanan dari fitnah kubur bagi yang mati di hari Jumat dan malamnya, diangkatnya siksa dari ahli Barzah, berkumpulnya arwah pada hari Jumat, hari Jumat penghulu hari.
  6. Keistimewaan 51-60: hari Jumat hari yang unggul, hari Jumat sebagai saksi dan yang disaksikan dan Allah bersumpah dengannya, hari Jumat sebagai simpanan umat Islam, hari Jumat sebagai hari ampunan, hari Jumat sebagai hari kemerdekaan dari neraka, hari Jumat memiliki waktu diijabahnya doa, bersedekah di dalamnya dilipatkan pahalanya, pahala kebaikan dan keburukan dilipat gandakan, disunnahkan membaca surat Ad-Dukhan pada hari Jumat dan malamnya.
  7. Keistimewaan 61-70: disunnahkan membaca Yasin, Ali imran, Hud, Al-Baqarah pada malam Jumat, membaca dzikir sebelum Shubuh Jumat dapat menarik ampunan, sebutan malam terang bagi malam Jumat, disunnahkan memperbanyak shalawat pada hari dan malam Jumat, disunnahkan mengunjungi orang sakit, menjadi saksi jenazah, menjadi saksi pernikahan dan memerdekakan di dalamnya.
  8. Keistimewaan 71-80: disunnahkan membaca sayyidul istighfar pada malam Jumat, disunnahkan mempercepat ke masjid untuk shalat Jumat, menunggu Ashar setelah shalat Jumat sebanding dengan umrah, shalat hifzil qur’an pada malam Jumat, ziarah kubur pada hari dan malam Jumat, orang-orang yang telah meninggal mengetahui yang berziarah pada hari Jumat, disodorkannya amal orang-orang yang masih hidup kepada kerabat yang telah meninggal pada hari Jumat, burung saling menyaut dan berkata keselamatan pada hari Jumat.
  9. Keistimewaan 81-90: disunnahkan berpuasa hari Rabu, Kamis, Jumat dan bersedekah pada hari Jumat, keutamaan shalat dua rakaat setelah Maghrib pada malam Jumat, hadits ketika hari Jumat selamat maka selamat pula hari lainnya, doa yang sunnah dibaca ketika masuk masjid pada hari Jumat, dimakruhkannya bekam pada hari Jumat, syahid bagi yang mati pada hari Jumat, sunnah shalat Duha 4 rakaat pada hari Jumat dengan ketentuan khusus, ketika hari Arafah bertepatan hari Jumat, doa khusus setelah shalat Jumat.
  10. Keistimewaan 91-101: tidak dibukanya pintu neraka Jahanam pada hari Jumat, disunnahkan ketika bepergian pada malam Jumat, Allah memiliki malaikat khusus yang mencatat orang yang shalat pada malam Jumat dan shalat Jumat secara berjamaah, orang yang mandi pada malam Jumat dan shalat 2 rakaat dengan kriterianya akan mimpi bertemu Nabi saw, hari Jumat sebagai hari kunjungan laki-laki kepada Allah, tidak dimakruhkan shalat setelah Subuh dan Ashar menurut satu golongan, shalat 4 rakaat dengan kriteria tertentu pada hari Jumat saat memasuki masjid, membandingkannya Allah pada para malaikat-Nya dengan hamba-hamba-Nya pada hari Jumat, terdapat doa khusus pada waktu tertentu di hari Jumat, Allah mengirim hari Jumat pada hari Kiamat sebagaimana bunga yang bercahaya.


Keunggulan dan Kelemahan Kitab Nurul Lam’ah Fi Khasais Yaumil Jum’ah

Seperti yang penulis jelaskan sebelumnya, kitab ini berisi himpunan hadits yang menjelaskan keistimewaan hari Jumat. Namun, sebagaimana karya pada umumnya, kitab ini memiliki keunggulan dan kelemahan. 


Keunggulan pada kitab ini ialah kitab ini cukup ringkas dengan hanya menyebutkan hadits sebagai dalil keistimewaan Jumat hingga memudahkan bagi pembaca untuk langsung mengena pada maksud dari setiap subjudul yang menjelaskan keutamaannya.


Adapun kelemahan pada kitab ini, karena kitab ini berisi himpunan hadits yang ringkas maka di dalamnya tidak disebutkan derajat kesahihan pada tiap hadits yang dicantumkan hingga tidak diketahui kadar tiap-tiap hadits dan memerlukan untuk dikaji lebih mendalam.


Identitas Kitab

Judul: Nurul Lam’ah Fi Khasais Yaumil Jum’ah
Penulis: Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi (w. 911 H)
Penerbit: Dar Ibnul Qayyim
Kota Terbit: Riyadh
Tahun Terbit: 1987 M

Cetakan: Pertama


Peresensi, Ustad Alwi Jamalullail, Alumni PP Khas Kempek Cirebon dan Mahasantri Ma'had Aly Saidussidiqiyah Jakarta