Warta

30 Persen Keterwakilan Perempuan di Parlemen Belum Serius

Sen, 11 Februari 2008 | 08:38 WIB

Jakarta, NU Online
Upaya memenuhi 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen dinilai belum menunjukkan langkah serius. Para anggota DPR RI dan kalangan partai politik belum menunjukkan komitmen sepenuh hati untuk mewujudkan amanat Undang-undang Pemilihan Umum itu.

Demikian dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa (PPKB) yang juga anggota Komisi VIII DPR RI, Badriyah Fayumi, kepada wartawan usai orientasi pengurus PPKB periode 2007-2012, di Jakarta, Ahad (10/2) kemarin.<>

”Keterwakilan perempuan sebesar 30 persen masih baru dalam daftar caleg (calon legislatif) dan belum sampai di legislatif. Hal itu, lalu yang menjelaskan masih alot atau bahkan ditolaknya beberapa usulan seperti satu dari tiga calon jadi berasal dari kalangan perempuan,” terangnya.

Dengan kondisi masih seperti itu, tambah Badriyah, belum ada jaminan bagi calon perempuan yang diajukan akan terpilih, apalagi mengingat sistem pemilu tahun 2009 masih akan menganut sistem proporsional terbuka terbatas. Artinya, penentuan anggota legislatif masih didasari nomor urut.

Badriyah lebih lanjut menilai memang saat ini terjadi suatu kemajuan jika dibandingkan dengan aturan UU pada pemilu sebelumnya. Jika dahulu dalam salah satu klausul pasalnya disebutkan ”… dapat mencantumkan 30 persen dalam daftar caleg”, sementara sekarang kata ”dapat” dihilangkan.

”Jadi dengan begitu ada kewajiban menyertakan 30 persen calon perempuan. Namun sayangnya, hal itu tidak diikuti aturan tambahan untuk menjamin atau mengamankan 30 persen caleg perempuan tadi agar bisa terpilih atau tidak malah ditempatkan di urutan ‘nomor sepatu’,” ujar Badriyah.

Badriyah lebih lanjut membandingkan, aturan serupa di Timor Leste justru jauh lebih maju jika dibandingan dengan aturan di Indonesia. Saat ini aturan di negara itu mengharuskan, salah satu dari empat nomor urut caleg jadi berasal dari perempuan. Tidak heran, jumlah anggota legislatif perempuan di sana lebih dari 20 persen. (kcm/rif)