Warta ALIRAN SESAT

Ajaran Surga Adn Bolehkan Istri Digauli Pimpinan

NU Online  ·  Jumat, 20 November 2009 | 03:21 WIB

Cirebon, NU Online
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Cirebon telah membentuk tim untuk mengklarifikasi keberadaan dua aliran yang dinilai sesat dan meresahkan masyarakat, yakni aliran Surga Adn dan Hidup Dibalik Hidup (HDH).

Menurut Ketua MUI Kabupaten Cirebon KH Ja’far Aqil Siradj, aliran Surga Adn tidak hanya mengingkari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tapi juga menerapkan ajaran bahwa istri para pengikut aliran ini bisa digauli oleh pimpinan mereka.<>

“Mereka (aliran Surga Adn) tidak mengakui NKRI dan parahnya pengikut aliran ini menghalalkan istri-istri mereka digauli oleh pimpinannya," kata Kiai Ja’far, di Cirebon Kamis (19/11).

Aliran Surga Adn telah berkembang di Desa Pamengkang, Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon dengan pimpinannya bernama Ahmad Tantowi.

Menurut kakak kandung KH Said Aqil Siradj ini, dalam ajarannya sang pemimpin, Ahmad Tantowi juga menganggap dirinya sebagai tuhan dan dalam praktik ibadahnya tidak diwajibkan menjalankan ibadah Shalat, puasa, membaca Al-Quran dan masuk masjid.

Sementara itu aliran Hidup Dibalik Hidup (HDH) berkembang di Kecamatan Sedong, Lemahabang dan Babakan dengan pimpinannya bernama Kusnan. Dalam praktiknya, Kusnan mengaku bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan. bahkan dia mengaku sudah pernah melakukan perjalanan ke Surga dan Neraka.

"Beberapa waktu lalu kami sudah menetapkan aliran ini sesat. Dan jika ternyata hingga saat ini masih berkembang dan mempengaruhi aqidah masyarakat lainnya, tentu akan kami tidak lanjuti dengan pemanggilan pimpinananya," kata Kiai Ja'far.

Kasi Penamas Kandepag Kabupaten Cirebon, Sudirna, mengaku pihaknya tidak hanya menerima laporan dari masyarakat namun juga langsung dari salah seorang pengikutnya.

"Kami menerima laporan tentang ajaran ini dari salah seorang pengikutnya. Oleh karena itu kami akan memanggil pimpinan aliran tersebut untuk mengklarifikasi tentang ajarannya," kata Sudirna.

Dalam mengungkap tentang keberadaan aliran tersebut, Sudarna mengakui pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian. (sam/ant)