Warta MUSIBAH MERAPI

Ansor NU Magelang Siapkan Pemulihan Berbasis Tradisi

Rab, 1 Desember 2010 | 09:38 WIB

Magelang, NU Online
Posko Merapi Bersama GP Ansor kini telah menyiapkan konsep recovery (pemulihan pasca bencana) yang berbasis pada tradisi kearifan lokal. GP Nasor NU dan Magelang sudah sebulan lebih menangani warga korban musibah Merapi di lokasi pengungsian

“Saat ini kami baru melakukan survey untuk melakukan pemetakan dampak erupsi Merapi yang terjadi hampir di semua sektor kehidupan,” ungkap Ahmad Majidun, penanggungjawab Posko Merapi Bersama GP Ansor.<>

Pada prinsipya, konsep recovery yang disiapkan itu tetap tidak akan mengubah tatanan kehidupan sosial ekonomi warga di lereng Merapi yang telah berjalan selama ini, sebelum bencana erupsi  terjadi.

"Setidaknya Posko merapi bersama GP Ansor telah mempunyai gambaran bagaiamana mengolah potensi dari dampak sekunder Merapi berupa pasir, agar dapat bermanfaat bagi warga korban Merapi. Pemanfaatan pasir itu, akan lebih diarahkan pada pengolahan bukan penjualan pasir seperti yang terjadi selama ini," jelas Ahmad Majidun,

Mereka, kata Majidun, akan diberikan pendampingan bagaimana mengolah pasir itu menjadi produk paving, batako atau lainnya. Hal ini tentunya tidak akan terwujud dalam waktu singkat, butuh waktu yang lama, tenaga ahli  dan juga dana stimulan yang tidak sedikit.

“Tetapi yang paling penting sebenarnya adalah dukungan dari masyarakat itu  sendiri. Posko Merapi bersama GP Ansor sendiri tidak mungkin menyusun konsep recovery secara sepihak, tanpa mempertimbangkan aspirasi mereka,” tegasnya.

Majidun juga menjelaskan bahwa kerusakan lahan pertanian akibat erupsi gunung berapi teraktif di Indonesia ini juga patut mendapatkan perhatian lebih.
"Perlu ada penataan kembali sektor pertanian, seperti perlu diadakannya pelatihan pertanian organik, dan juga pemulihan kebun salak pondoh yang sebagian besar rusak karena guyuran pasir dan debu vulkanik yang sangat tebal. Terpikir oleh kami, bahwa posko ini bersama-sama petani akan membuat pabrik pupuk untuk memenuhi kebutuhan bertani organik,” terang Majidun yang juga koordinator IPPHTI (Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia) wilayah Kabupaten Magelang ini.

"Pembuatan pabrik pupuk organik ini sangat memungkinkan, mengingat kita sudah memiliki teknologinya. Kami juga akan melibatkan jaringan petani dari daerah lain untuk membantu memberikan pinjaman benih, baik benih padi maupun holtikultura," imbuhnya. (gp.a)