Warta PENERIMA BEASISWA PBNU KE TIMTENG DILEPAS

Diantar Ketua Umum PBNU dan Duta Besar

Kam, 16 November 2006 | 07:30 WIB

Jakarta, NU Online
14 mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) yang beruntung mendapatkan beasiswa ke Timur Tengah (Timteng) boleh bernapas lega. Pasalnya, Minggu ini, para kader NU terpilih tersebut akan segera menginjakkan kakinya di negara di mana mereka akan melakukan studi, yakni Libya dan Syria.

Kepastian itu didapat setelah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi melepas langsung keberangkatan para kader NU yang beruntung tersebut, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (16/11). Acara pelepasan itu dihadiri Duta Besar Syria untuk Indonesia HE Darwis Baladi dan Konsul Libya HE Omar Tantis.

<>

Para kader NU pilihan tersebut akan diberangkatkan ke negara tujuan masing-masing dalam tiga tahap, yakni tanggal 17, 18 dan 20 Nopember ini. Ke-14 kader tersebut akan segera belajar di kampus mereka masing-masing, yakni, 4 orang di Universitas Damaskus dan 6 orang di Mujamma’ Abu Nur Al Kaftaro (Syria) serta 4 orang di Kuliyatut Dakwah (Libya)

Sebelumnya, keberangkatan ke Syria sedikit mengalami hambatan karena persyaratan untuk memperoleh visa di negara tersebut sangat ketat dengan alasan keamanan. Mahasiswa yang diterima di Syria harus menunjukkan surat penerimaannya dari universitas tempat ia belajar. Selain itu juga harus menunjukkan surat dari PBNU sebagai organisasi yang memberangkatkan.

KH Hasyim Muzadi dalam sambutannya berpesan kepada para mahasiswa NU tersebut agar selalu menaati peraturan atau undang-undang yang berlaku di negara di mana mereka belajar. “Saya minta, anak-anakku harus taat pada segala peraturan di negara setempat. Tidak boleh melakukan hal-hal yang bertentangan dengan undang-undang negara yang ditempati,” pintanya.

Dalam kesempatan itu, Hasyim—demikian ia akrab disapa—mengungkapkan bahwa keberangkatan para kader NU tersebut merupakan sesuatu yang istimewa. “Keberangkatan kalian ini istimewa karena diantar Ketua Umum PBNU dan dua Duta Besar. Hanya kalian saja yang bisa begini,” candanya.

Oleh karena itu, kesempatan yang langka bisa belajar di luar negeri tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. “Jadi, di sana jangan diam saja. Belajar yang rajin,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur ini.

Selain itu, mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur itu mengungkapkan terima kasih kepada kedua negara sahabat yang telah memberikan kesempatan bagi NU untuk menyekolahkan kadernya. Selanjutnya, ia berharap kerja sama serupa akan lebih baik dan terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya. “Tahun depan, mudah-mudahan, untuk yang ke Libya bisa lebih banyak. Tidak hanya empat orang saja,” harapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan HE Darwis Baladi. Ia mengaku sangat senang bisa bekerja sama dengan PBNU. Hal itu, katanya, tidak hanya sekedar kerja sama di bidang pendidikan, melainkan juga bagian dari upaya untuk memperbaiki hubungan dua negara, Indonesia-Syria.

Ia juga mengungkapkan kesanggupan menerima tawaran PBNU kepada mahasiswa Syria yang berminat belajar di universitas di Indonesia, terutama milik NU. “Beliau menyatakan sanggup kalau ada mahasiswa Syria yang mau kuliah di universitas NU, seperti Unisma (Universitas Islam Malang-Red) dan lain-lain,” kata Hasyim sebagaimana diungkapkan HE Darwis Baladi.

Tak Hanya Syria dan Libya

Pengiriman mahasiswa ke Syria dan Libya tersebut, ungkap Hasyim, merupakan bagian dari upaya PBNU memberikan kesempatan bagi kadernya untuk belajar di luar negeri. Hal itu tak hanya dilakukan ke negara-negara di bagian Timteng saja.

“Pengiriman anak-anak muda NU oleh PBNU dibagi dalam lima bagian, tak hanya ke Timur Tengah saja. Negara-negara di Eropa, Amerika Serikat, Australia dan Asia juga menjadi negara tujuan pengiriman mahasiswa NU,” terang Hasyim. (rif)

Penerima Beasiswa PBNU ke Timur Tengah

Universitas Damaskus, Syria

Nama

Asal Kota

Aya Yahya Maulana DKI Jakarta
Saifannur Biereun, NAD
Muhammad Nailurrahman