Warta SERBA-SERBI TANAH SUCI

Gua Hiro, Hanya yang Tanggguh Bisa Naik (2)

Jum, 26 November 2010 | 13:25 WIB

Makkah, NU Online
Menyusur tangga setapak di Jabal Nur menuju Gua Hiro bukanlah perjalanan yang Mudah, terutama di waktu-waktu yang ramai. Apalagi jika Anda memiliki keinginan untuk bisa ikut berebut masuk ke dalam Gua.

Jamaah Indonesia biasanya sudah mulai tercecer sejak perempat kedua perjalanan manapaki tangga. Sebagian di antara mereka mulai saling duduk-duduk di pembatas-pembatas dari semen. Di mualai dari mereka yang sudah udzur kemudian mereka yang cukup manja. <<>br />
Walhasil, semakin ke atas, semakin tipis kesempatan kita untuk bertemu dengan jamaah Indonesia. Salah satu yang membuat kagum saya adalah seorang kakek yang berasal dari Jakarta Timur. Dilihat dari fisiknya, tampak ia telah mulai renta. Ketika kutanya umurnya, dia menjawabb 77 tahun. Namun ia berhasil menapaki tangga hingga paruh kedua dengan didampingi isterinya yang mengaku berumur 58 tahun. Yah, selisih pasangan ini adalah sembilan belas tahun, memang isterinya masih tampak cukup muda.

"Nama saya Ramlan, saya pensiunan pegawai pemerintah daerah DKI Jakarta," tuturnya kepada NU Online yang menyapanya saat beristirahat di pinggir tangga. Tempat ini sudah sangat tinggi menurut saya untuk ukuran seseorang berumur 77 tahun.

"Ya saya masih berniat untuk melanjutkan perjalanan, tapi ya ngaso dululah," katanya disambut senyum tipis isterinya di sampingnya. Saya pun kemudian berpamitan untuk melanjutkan perjalanan terlebuh dahulu.

Sampai di belokan tangga yang menghubungkan antara punggung gunung dengan bagian puncaknya, kita akan disuguhi "penipuan aneh" yang cukup menggelikan. Di belokan ini, kita harus berjalan di tengah, karena pinggiran tangga masih merupakan semen basah.

Ada seseorang yang menunggui dua atau tiga anak tangga yang bersemen basah. Dia menawarkan kepada jamaah yang lewat untuk menuliskan sesuatu pada semen tersebut dengan imbalan beberapa Riyal. Tapi tunggu dulu, Anda jangan tertipu. Jangan pernah mengira tulisan yang Anda bubuhkan akan tetap terpelihara. Beberapa langkah saja Anda meninggalkannya setelah memberikan beberapa Riyal, maka tulisan tersebut akan segera dihapus dan diganti oleh tulisan orang lain di belakang Anda. Penipuan aneh ini kira-kira akan dapat kita temukan beberapa kali di anak-anak tangga bagian atas.

Dan bila kita sudah mulai sampai di bagian ini, bagian akhir punggung gunung, maka kita akan mendapati banyak jamaah sedang, sholat berdzikir dan berdoa, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Memang akhir dari punggung gunung ini memiliki cukup banyak tempat datar yang bisa digunakan untuk menggelar sholat berjamaah dan berdoa bersama. Jamaah asal Afganistan dan Asia Tengah biasanya sangat menyukai ritual ini, berdoa bersama di punggung Gunung Nur.

Sementara itu, anak tangga yang menuju puncak Gunung Nur semakin padat oleh jamaah-jamaah yang ngotot mendaki. Di sini, di bagian batu yang menyerupai punuk sapi raksasa yang menempek di punggung Gunung Nur inilah, terletak Gua Hiiro'. Jamaah yang mendaki bagian ini sudah bukan lagi rombongan, mereka menjadi individu-individu mandiri yang terlepas dari kelompoknya. Hanya mereka yang kuat secara fisik dan bermental tangguh saja yang akan mendaki bagian akhir ini. (bersambung)