Warta

Gus Dur: Keulamaan Memiliki Ukuran Tertentu

NU Online  ·  Sabtu, 31 Januari 2009 | 12:02 WIB

Jakarta, NU Online
Pengasuh Pesantren Ciganjur KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan, keulamaan memiliki ukurannya sendiri yang tidak dapat dicampur-campur dengan ukuran-ukuran politik. Ulama adalah sebuah peran pengayom yang mestinya dijalankan dengan penuh kasih sayang, bukan ambisi atau kebencian.

Demikian dinyatakan Gus Dur dalam pengajian rutinnya di Pesantren Ciganjur, Jl. Warung Silah Jakarta Selatan, Sabtu (31/1). Menurut Gus Dur, Jika para ulama telah diliputi ambisi pribadi atau kelompok, maka segala tindakan dan keputusannya pun akan menjadi tidak benar lagi.<>

"Jika ukuran-ukuran keulamaan tak lagi dipatuhi, maka akan kalahlah keulamaan seseorang. Karenanya, seorang ulama sejati tentu dapat mengabaikan pretensi-pretensi duniawi dalam menentukan langkahnya," papar Gus Dur.

Dalam pengajian yang digelar di Masjid Al-Munawwaroh ini, Gus Dur menerangkan, para ulama sejati tidak pernah takut bertentangan dengan siapa pun, termasuk jika harus berhadapan dengan pemerintah. bahkan, menurut Gus Dur, para mestinya lebih mandahulukan umat daripada memfasilitasi keinginan-keinginan penguasa.

"Keadilan memang tidak dapat diukur dengan hati, tetapi para ulama sejati memiliki kejernihan hati sehingga dapat memisahkan antara pendapat pribadi dengan prinsip-prinsip umum," tandas Gus Dur.

Setelah menjelaskan tentang banyak hal, Gus Dur kemudian menutup pengajiannya dengan berpesan, ulama yang memiliki kejernihan hati tidak akan mudah terpengaruhi. Ulama jenis ini tidak pernah gentar untuk ditinggalkan oleh siapapun, karena ia selalu berpijak pada kebenaran. (min)