Habib Lutfi: Harga Diri Bangsa Harus Dijaga
NU Online · Senin, 22 November 2010 | 11:06 WIB
Bangsa Indonesia mengalami berbagai bencana bukan karena kemaksiatan. Pasalnya, kemaksiatan itu sebagai mahluk, sehingga tidak memiliki kekuasaan untuk menimpakan bencana. Hanya Allah yang berkuasa menimpakan atau meredam bencana. Kemaksiatan sebagai sarana menuju bencana. Artinya, jika sudah tersedia sarana, maka bencana itu akan datang dengan mudahnya.
Agar bencana tidak cepat datang, tentunya kran kemaksiatan itu harus ditutup. “Kekeliruannya, Indonesia terlalu mudah membuka pintu maksiat,” ujar Rais Aam Idaroh Aliyah Jam'iyah Tharekat al-Muktabarah an-Nahdliyah, Habib Lutfi bin Ali Yahya saat menyampaikan tausiyan pada Istighosah Qubro untuk Keselamatan Bangsa di alun-alun Brebes, Ahad (21/11).<>
Dipermudahkannya ijin kemaksiatan, kata Habib, menjadikan sendi-sendi kebangsaan kita rapuh dan porak poranda. Perilaku sosial kemasyarakatan kita menjadi panas sehingga bumipun turut panas. “Saatnya harga diri bangsa harus dijaga, dengan menutup rapat-rapat kran kemaksiatan,” ajak Habib.
Menurut Habib, karena kemaksiatan menyebabkan hati kita kotor. Hati kita seperti besi, keras dan penuh karat. Untuk menghancurkannya, bisa dengan jalan dzikir. Agar hati selalu tenang, selalu lembut, selalu ingat pada Allah SWT, harus dilatih dari sekarang.
Yang menjadi pertanyaan Habib Luthfi, akan kita bekali apa anak cucu kita? Sedangkan kemaksiatan masih bergelimpangan di muka bumi. Apa yang kita perbuat sekarang, mestinya tidak mengecewakan para pendahulu yang telah menanamkan pondasi kebajikan. “Makam para Wali saja, telah memberkahi kita yang masih hidup,” banding Habib.
Langkah kongkrit, lanjut Habib, cukup dengan ikhtiar sederhana. Yakni dengan menunjukan partisipasi aktif dalam segala segi kehidupan. Seperti dalam pembangunan bangsa, partisipasi dalam membayar pajak, akan mensejahterakan masyarakat. “Tanpa bantuan masyarakat, pembangunan bangsa takan terwujud,” tandasnya.
Habib mengingatkan, ketika kemungkaran dan kemaksiatan masih terus bercokol dan makin menggunung dimuka bumi, dikhawatirkan barokah Allah SWT akan diangkat. “Marilah, kita isi hari-hari dengan penuh kasih sayang lewat pemasyarakatan istighfar,” pungkasnya.
Sementara, menurut Ketua Panitia Penyelenggara Mulya Didi Istighosah Qubro digelar Pemkab Brebes bekerja sama Kantor DPJ Jateng I. Kegiatan ini digelar untuk memberi kesejukan bagi warga Brebes khususnya, sehingga selalu dalam lindungan Allah SWT. “Kegiatan ini juga sekaligus untuk sosialisasi pajak. (was)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua