Warta SUMPAH PEMUDA

Habib Luthfi: Disayangkan Pemuda Krisis Nasionalisme

Kam, 29 Oktober 2009 | 04:00 WIB

Pekalongan, NU Online
Merajalelanya penggunaan narkoba di kalangan anak muda sekarang menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan jati diri dan identitas. Sehingga pelariannya dengan menggunakan obat-obatan terlarang yang sangat membahayakan bagi masa depan mereka.

Demikian dikatakan Habib Luthfi bin Hasyim bin Yahya, Rais Am Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah atau pemimpin utama jamaah tarekat NU, saat memberikan tausiyah pada acara peringatan Sumpah Pemuda yang digelar Jama'ah Rotibul Kubro (Jarot) Kota Pekalongan Rabu (28/10) tadi malam (28/10).<>

Dikatakan, jika pemuda telah kehilangan jati dirinya, otomatis juga telah kehilangan rasa nasionalisme dan patriotismenya. Tidak ada lagi semangat dalam dirinya untuk memajukan bangsa apalagi membangun bangsa.

“Padahal jika kita melihat perjuangan para pemuda dahulu sebelum merdeka, sehingga tercetus sumpah pemuda bersatu tanah air, bangsa dan bahasa yang terimplementasi dalam kebersamaan mewujudkan kemerdekaan, kita seharusnya malu, karena kita belum bisa berbuat apa-apa untuk bangsa ini,” ujarnya.

Menurut Habib Luthfi, apa yang telah dilakukan Jama'ah Rotib dengan menggelar peringatan Sumpah Pemuda bukan sekedar trend atau ikut-ikutan, apalagi cara memperingatinya berbeda dari yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.

Jika saja masyarakat senantiasa dilibatkan dalam berbagai kegiatan untuk menggelorakan kembali semangat juang para pendahulu kita, niscaya rasa nasionalisme akan terus terbangun seiring dengan perkembangan zaman.

Tidak seperti sekarang ini, kata Habib Luthfi yang juga Ketua MUI Jawa Tengah itu, masyarakat mulai acuh terhadap nilai-nilai perjuangan, bahkan yang sangat menyedihkan banyak masyarakat khususnya para pemudanya yang tidak hafal teks Sumpah pemuda, ini kan memprihatinkan, keluhnya.

Hadir dalam acara peringatan Sumpah Pemuda, selain Kapolwil Pekalongan Kombes Made Bagus Suharija, para ulama, habaib, kiyai dan ummat Islam yang didahului dengan pembacaan rotibul kubro dan maulid simtud duror oleh group untaian cahaya mutiara Kota Pekalongan. (amz)