Warta TABLOID DAN WEBSITE INFO BEASISWA

Informasi Beasiswa di Departemen Diumpetin, Kadang Dijual

NU Online  ·  Sabtu, 11 November 2006 | 07:04 WIB

DI tengah mahalnya biaya pendidikan, keberadaan beasiswa, terutama dari pemerintah, barangkali menjadi satu-satunya alternatif bagi setiap anak bangsa di negeri ini untuk memperoleh pendidikan. Tapi masalahnya, dari mana informasi beasiswa itu didapat? Tidak banyak orang yang mampu mengaksesnya.

Tabloid dan website Info Beasiswa mencoba untuk menjembatani kebutuhan tersebut. Info Beasiswa, sebuah media massa dengan dua versi--cetak dan online--sengaja secara khusus menyajikan informasi seputar beasiswa yang belum banyak ditemui di Indonesia. Bahkan, barangkali juga belum ada.

<>

Unik. Karena gagasan penerbitan media ini justru bukan muncul dari dalam negeri, melainkan datang dari negeri Sakura, Jepang. Tepatnya, dari kepala para kader Nahdlatul Ulama (NU) yang sedang studi di negara pimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe tersebut. Lebih tepatnya lagi, mereka terhimpun dalam Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Nihon (sebutan lain untuk PCINU Jepang).

Gagasan dasarnya adalah bagaimana mengembangkan program NU yang berorientasi pada kebutuhan riil hajat grass root NU. Hal itu juga sejalan dengan ide awal usaha pendirian PCINU Nihon, April 2004 silam. Salah satu di antara tujuannya, di samping untuk mengkoordinir SDM muda NU di Jepang, juga untuk membantu membuat program-program yang akan langsung bisa dimanfaatkan dan menyentuh pada perbaikan kehidupan rakyat kecil.

“Atas dasar itulah, maka program-program PCINU Nihon diformat dalam bentuk paket-paket kegiatan yang dampaknya bisa langsung dirasakan umat. Dulu kita sudah punya program santri nelayan, program jaring pengaman bencana, dan saat ini ada juga program bagus, yaitu perpustakaan digital,” terang Khariri Ma’mun, Pemimpin Redaksi Tabloid Info Beasiswa yang juga mantan Rais ‘Aam Syuriah PCINU Nihon kepada NU Online, di Jakarta, Jum’at (10/11) kemarin.

Gagasan tersebut baru terealisir, kata Khariri--demikian panggilan akrabnya--semenjak kembali dari Jepang. “Saya langsung terpikir untuk membuat program 'Bank Info' yang isinya adalah informasi beasiswa atau pendidikan dan informasi lowongan kerja. Dua info itu sangat penting bagi masyarakat menengah ke bawah,” ujarnya.

Kenapa informasi beasiswa? Alasan paling mendasar, kata Khariri, karena semakin mahalnya biaya pendidikan, maka tiada alternatif lain kecuali harus mencari beasiswa agar pendidikan rakyat kecil tetap bisa berjalan. Ditambah lagi, imbuhnya, di negeri ini belum ada satu pun media berkelas nasional yang mengupas tuntas tentang beasiswa dari semua jenjang, baik dalam maupun luar negeri.

“Bahkan anehnya, seringkali kalau kita nanya tentang informasi beasiswa di instansi pemerintah atau departemen-departemen, maka informasinya malah diumpetin (disembunyikan-Red), lebih parah lagi kadang dijual,” tukas Khariri kesal.

Karena itulah, Khariri bersama kawan-kawan mantan pengurus PCINU Nihon merasa terpanggil untuk membuat media cetak yang khusus menginformasikan beasiswa dan pendidikan. Terwujudlah gagasan mulia itu, tabloid Info Beasiswa. Edisi perdananya terbit pada tanggak 15 Oktober lalu. Untuk edisi berikutnya akan terbit 15 Nopember mendatang.

“Edisi perdananya telah kami distribusikan ke sebagian besar pesantren, madrasah. SMU, dan perguruan tinggi se-Indonesia,” ungkap Khariri.

Lantas, apa alasan dibuatnya tabloid tersebut dalam versi online atau website? Sekedar mengikuti tren? Bukan! Terbatasnya kemampuan produksi dan distribusi tabloid yang diterbitkan, adalah alasan utamanya. “Maka untuk lebih memperluas informasi, kami membuat website tabloid Info Beasiswa. Website ini diluncurkan pada tanggal 9 Nopember 2006 kemarin. Untuk mengakses website tabloid beasiswa silakan klik: http://tabloidbeasiswa.com,” jelasnya.

Adapun pengelola website tersebut, tutur Khariri, merupakan redaksi tabloid Info Beasiswa dan BES Publishing. Diakuinya, website yang diluncurkan sekarang ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih dalam tahap uji coba. “Untuk itu, kami mohon maaf jika ada banyak kekurangan, kami terbuka untuk menerima kritik dan saran dari semua pihak,” harapnya tulus. (Moh. Arief Hidayat)