Rupanya, kesederhanaan mantan Presiden Abdurrahman Wahid, yang akrab dipanggil Gus Dur, tercermin juga dari makanan kesukaannya. Ia dan rombongannya hampir seminggu tiga kali makan hidangan khas Padang di Rumah Makan Sederhana.
Ia sering makan di sana karena lokasinya yang memang dekat dengan kantor PBNU Jl. Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, hanya sekitar 500 meter, yakni di Jl Raden Saleh No 29.<>
"Bapak Gus Dur nggak boleh dikasih makanan yang pedas-pedas. Apalagi sambel," kata seorang pelayan yang sering menghidangkan makanan ke meja makan Gus Dur, Rusnadi di Jakarta, Sabtu (2/1).
Menurut Rusnadi (23), makanan kesukaan Gus Dur yakni dendeng batoko, otak sapi gulai, dan limpa gulai. "Kalau dia datang, kita sudah perkirakan makanan yang dipesan makanan-makanan itu. Kalau rendang, belum pernah," ungkapnya seperti dilansir persda network.
Rusnadi menambahkan, Gus Dur tidak makan sendirian. Ada sekitar tujuh orang yang mendampinginya, yakni dokter pribadi, beberapa ajudan dan stafnya. Terkadang adik Gus Dur, yakni Sholahuddin Wahid atau Gus Solah juga ikut bergabung.
"Yang pesan makanan, itu dokternya. Pokoknya, dokter selalu bilang jangan bawa makanan selain kesukaannya," ujarnya.
Bagaimana dengan minuman kesukaan Gus Dur? Rusnadi katakan, Gus Dur suka minum jus alpukat. "Terkadang minum es teh tawar juga," tambahnya.
Rusnadi memandang pria asal Jombang dan Presiden RI ke-4 itu sebagai sosok pemimpin yang sederhana. "Buktinya, dia mau makan di tempat seperti ini meski pernah jadi presiden. Biasanya 'kan kalau presiden makannya di restauran yang mewah," tuturnya.
Jika Gus Dur datang makan di tempatnya, hampir semua tamu yang makan mendatanginya untuk sekedar salaman dan foto bersama. "Baru sampai di pintu saja, tamu-tamu sudah pada berebutan minta salaman dan foto bareng. Jadi ramai deh," ujarnya.
Rusnadi mengaku merasa kehilangan dan menyesal karena melewatkan momen itu. "Dia sering datang ke sini, tapi saya sama karyawan yang lain belum pernah foto bareng. Eh, malah tamu-tamu yang bisa foto bareng," gerutunya.
Sementara petugas kasir, Ati Sri Wahyuni (25) mengungkapkan, jika Gus Dur membayar makanannya selalu memberikan sisa pembayaran kepada para karyawan. "Paling bayarnya nggak sampai Rp 300 ribu untuk 8 orang yah. Kadang sisa Rp 30 ribu, kadang Rp 50 ribu dikasih ke kami," ungkapnya.
Ia menambahkan, terakhir Gus Dur datang ke restaurannya beberapa hari setelah Hari Lebaran lalu. Jika tidak salah, kala itu Gus Dur pun dalam keadaan sakit. Hal itu, dibenarkan oleh Ati yang tahu dari dokter pribadi Gus Dur. Hal itu terlihat, di mana Gus Dur langsung meminum obat-obatnya di restauran itu, setiap kali selesai makan.
Kini setelah Gus Dur pergi untuk selamanya, para karyawan Rumah Makan Sederhana ini mengaku kehilangan salah satu pelanggan terbaiknya itu. "Ngga ada lagi deh kesempatan untuk foto bareng," ujar Rusnadi. (mad)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua