Warta JELANG KONGRES IPNU-IPPNU

IPNU Kota Pekalongan Suguhkan Batik

Ahad, 31 Mei 2009 | 22:15 WIB

Brebes, NU Online
Bila mendengar kata Pekalongan, maka yang terekam dalam pikiran kita adalah komoditas batiknya. Maka untuk mengingatkan memori tentang Kota Pekalongan, dalam Kongres IPNU XVI dan IPPNU XV di Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes akan disuguhkan Batik Pekalongan.

“Ini sebagai bentuk partisipasi dan upaya menampilkan keunggulan lokal,” ucap Ketua PC IPNU Kota Pekalongan Muhibudin saat bincang-bincang dengan NU Online di sela-sela Follow up Lakut IPNU-IPPNU se eks Karesidenan Pekalongan di Sekretariat IPNU-IPPNU Cabang Brebes, Jalan Setia Budi Kembang Baru Brebes, Ahad (31/5).<>

IPNU-IPPNU Kota Pekalongan dalam Kongres IPNU-IPPNU akan menyuguhkan batik Pekalongan. Dengan harapan seluruh peserta atau pengunjung nantinya bisa dimanjakan dengan berbagai pilihan batik dan coraknya. “Tidak perlu pergi ke Pekalongan, cukup di arena kongres kami siap melayani,” ujar Muhibudin.

Batik pekalongan yang akan ditampilkan, lanjut Muhibudin, meliputi batik Pekalongan tradisional dan modern. Di samping itu, ada baju muslim bermotif batik dan Kaos batik. Untuk motif cap, sablon dan sablon malam alias kombinasi akan disuguhkan pula. “Juga Motif Batik Tulis,” ujarnya lagi.

Mengenai bahan, sambungnya, terserah pada peminat. Bisa dari bahan Katun sampai Sutra. “Yang lagi ngetren, tas lap top batik. Mudah-mudahan tas laptop ini laris manis,” harapnya.

Selain menyuguhkan batik, IPNU Kota Pekalongan juga dalam stand bazarnya nanti akan menyajikan aneka makanan khas pekalongan yakni kripik tahu. Dan untuk kerajinan tradisional, disajikan produk tenunan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). “Misalnya, karpet, taplak meja, gorden dan lainnya,” terang Muhibudin.

Berkaitan dengan harapan IPNU ke depan, Ketua PC IPNU Kota Pekalongan ini dalam kongres nanti bisa menghasilkan keputusan yang membuat nyaman pelajar NU. Antara lain, IPNU jangan terseret jauh ke ranah politik praktis. Hal ini ditekankan, demi terjaminnya pola pengembangan kaderisasi yang optimal. “Politik praktis, cukup sebagai pendidikan saja. Matangkan dulu kaderisasi NU,” desaknya.

Selain itu, katanya, IPNU harus tunduk pada aturan NU. Yang lebih utama adalah dalam mempertahankan amaliah dan tradisi NU. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai benteng menghadapi tantangan globalisasi. “Jangan sampai karena pengaruh global, IPNU menjauh dari tradisi dan amaliyah NU,” ujarnya.

Makanya, perlu ditetapkan bentuk-bentuk kaderisasi yang bisa melanggengkan tradisi dan amaliyah NU. Namun dalam kemasan yang mengikuti perkembangan zaman. Sehingga bagi anggota IPNU diluar basis pesantren bisa menerimanya. “Agar IPNU tidak ketinggalan kereta ilmu pengetahuan dan teknologi, program-program tersebut juga perlu digali dan matangkan lagi,” pungkasnya. (was)