Warta

Iran Protes Swedia atas Karikatur Nabi Muhammad

Rab, 29 Agustus 2007 | 06:13 WIB

Stokholm, NU Online
Iran memrotes penerbitan karikatur menggambarkan Nabi Muhammad sebagai anjing, kata wanita jurubicara kementerian luar negeri Swedia hari Selasa.

Kuasa Usaha Swedia Gunilla von Bahr hari Senin dipanggil ke kementerian luar negeri Iran, yang pejabat mengungkapkan pandangan mereka bahwa gambar itu menghina Nabi Muhammad, kata wanita jurubicara Sofia Karlberg, dengan menambahkan bahwa pemerintah Swedia tidak mempunyai keterangan lebih lanjut.

<>

Karikatur itu, diterbitkan 19 Agustus di suratkabar daerah "Nerikes Allehanda", menggambarkan kepala Muhammad dengan badan anjing.

Kartun buatan seniman Lars Vilks itu sebelumnya memicu kecaman kelompok Muslim dan lain-lain di Swedia serta ditarik dari pameran seni.

Redaktur "Nerikes Allehanda" Ulf Johansson membela keputusan menerbitkan kartun itu, yang disebutnya sejalan dengan pasal kebebasan berbicara dan swasensor.

Pada September 2005, penerbitan 12 karikatur Muhammad di suratkabar Denmark memicu kemarahan banyak negara Muslim pada Januari dan Februari tahun berikutnya.

Dua organisasi Muslim di Prancis tengah Februari mengajukan gugatan terhadap majalah "Charlie Hebdo", yang menerbitkan ulang kartun Denmark penghina Nabi Muhammad.

Masjid Agung Paris dan Persatuan Organisasi Islam Prancis menuduh majalah itu menghina orang atas dasar agama dan memicu kebencian rasial dengan menerbitkan ulang karikatur, yang diterbitkan koran Denmark tahun lalu.

Suratkabar Prancis "Liberation", yang menyebut pengadilan itu "tolol" juga menerbitkan ulang kartun tersebut sebagai kesetiakawanan dengan majalah itu.

Kedua organisasi Muslim itu menyatakan keputusan "Charlie Hebdo" mencetak ulang karikatur menghujat itu merupakan "bagian dari rencana matang menghasut dengan tujuan menghina kepercayaan paling mendalam masyarakat Muslim".

Namun "Charlie Hebdo" dan "Liberation" menyatakan lembaga Muslim itu tidak memiliki hak membatasi yang mereka sebut "kebebasan berbicara".

Sumber AP dan AFP melaporkan, jajak pendapat terbitan mingguan Katolik "Pelerin" menunjukkan 79 persen yakin itu tidak bisa diterima untuk mengolok-olok agama secara terbuka.

Perbantahan di televisi antara penerbit "Charlie Hebdo", Philippe Val, dan takmir masjid agung Paris, Dalil Boubakeur, juga menunjukkan perbedaan mendalam di antara keduanya, terutama menyangkut pembatasan kebebasan berbicara, kata Islamonline.net.

Boubakeur menyatakan kartun menunjukkan Nabi Muhammad dengan bom di sorbannya tidak sekedar ejekan, tapi merupakan penghinaan terhadap semua Muslim bahwa mereka teroris.

Pekan sebelumnya, Boubakeur menyatakan ingin menunjukkan bahwa penerbitan ulang kartun itu merupakan penghasutan setara dengan tindakan pengelakan anti-Semitisme atau Bencana Yahudi, yang keduanya dilarang berdasarkan atas undang-undang Prancis.

Karikatur tersebut pertama kali muncul di suratkabar Denmark "Jyllands-Posten" pada 30 September 2005. Kartun itu kemudian dicetak ulang di beberapa suratkabar Eropa, sehingga mengundang kemarahan Muslim seluruh dunia.

Pada Oktober 2006, pengadilan Denmark menolak tuduhan fitnah, yang diajukan beberapa lembaga Muslim terhadap "Jyllands-Posten", dengan pengadilan itu menyatakan tidak ada alasan bisa dipercaya bahwa kartun itu bertujuan menghina atau merugikan.

Majalah mahasiswa universitas Cambridge, yang menerbitkan kembali salah satu kartun Nabi Muhammad, yang memicu protes seluruh dunia, tidak akan diperiksa, kata kepolisian Inggris tengah Februari.

Namun, universitas terkemuka itu menyatakan mahasiswa penerbit kartun itu di "Clareification", majalah perguruan tinggi Clare College, mereka tanyai dan dapat dihukum. (dar)