Warta

Jangan Kotori NU dengan Pikiran Liberal

NU Online  ·  Senin, 17 Juli 2006 | 14:30 WIB

Semarang, NU Online
Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) yang akan berlangsung 27-30 Juli di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, mengagendakan beberapa penyikapan dari organisasi itu atas permasalahan aktual yang menyangkut umat, saat ini.

Rois Syuriah PWNU Jateng KH Masruri Mughni mengemukakan, beberapa persoalan yang membutuhkan penyikapan bersama itu antara lain menyangkut globalisasi, penerapan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, persoalan ekonomi dan politik, serta kenyataan sebagian kader NU mulai cenderung dikotori pikiran liberal.

<>

''Hal-hal itu perlu penyikapan bersama dalam Konbes mendatang,'' kata Masruri, saat membuka Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) di Pesantren Al Itqon, Gugen, Tlogosari, Semarang, Jum’at (14/7) lalu.

Sebagai Gerakan

Menurutnya, organisasi NU, sebagai gerakan yang bertujuan untuk memperbaiki umat dihadapkan pada tantangan global berat tersebut.

Diungkapkan, tidak sepenuhnya globalisasi bisa diterapkan di Indonesia yang kebanyakan beragama Islam, meski itu dengan dalih penegakan Hak Asasi Manusia (HAM)

Ia mencontohkan, bagaimana NU mencermati deklarasi HAM dunia yang juga diakui Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Berdasarkan pengamatan, dalam pasal-pasal deklarasi itu, Islam tidak bisa terima begitu saja. ''Misalnya, mengenai perkawinan dan perceraian,'' kata pengasuh Pondok Al-Hikmah, Sirampog, Brebes itu.

Dalam piagam tersebut, misalnya, perkawinan tidak ada keterkaitan dengan agama. Kalau ketentuan-ketentuan dalam deklarasi HAM itu diterapkan di Indonesia, jelas tidak sesuai.

''Kecenderungan sebagian warga NU yang liberal dan cara berpikirnya dikotori oleh paham-paham tertentu, perlu penjernihan. Dalam Konbes nanti yang seperti itu disikapi,'' ungkap dia.

Pada sesi pertama Muskerwil, tampil sebagai pembicara Mustasyar PWNU, Prof Dr Qodri A Azizy MA, yang juga Irjen Departemen Agama. Selain Mustasyar, hadir juga A'wan Prof Dr Abdul Djamil MA.

Qodri antara lain mengemukakan, globalisasi itu sebenarnya netral, ada yang baik dan jelek. Ada yang kemaksiatan, ada pula yang baik apalagi kalau bisa melihat dakwah lewat sarana global seperti internet dan televisi.

''Namun yang menjadi persoalan dan perlu disikapi adalah ketika dengan globalisasi itu kemaksiatan dan hal-hal yang buruk lainnya juga bisa dilihat tanpa batas,'' ujar dia.

Sementara itu, Ketua PWNU H Moh Adnan, mengatakan, pemikiran dari hasil Muskerwil akan dibawa ke arena Konbes. Sekitar 300 kiai dan ulama dari seluruh cabang NU menghadiri acara itu, dan dijadwalkan berakhir hari ini. Muskerwil kali ini tanpa mengundang pejabat. (msy)