Warta TELEVISI INDONESIA

Jangan Tampilkan Kekerasan dan Sinetron Percintaan

NU Online  ·  Rabu, 29 November 2006 | 10:05 WIB

Jakarta, NU Online
Heboh tayangan televisi Smack Down, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi pun turut berkomentar. Ia mengaku geram dengan tayangan televisi yang lebih banyak menampilkan aksi kekerasan itu. Ia juga meminta agar televisi tidak menayangkan sinetron yang menampilkan percintaan dengan latar sekolah.

“Sekarang pokoknya begini, televisi itu jangan menampilkan kekerasan dan sinetron yang percintaan yang menggunakan latar sekolah dan pakai seragam sekolah,” tegas Hasyim kepada wartawan usai acara halal bi halal Pengurus Wilayah (PW) Muslimat NU DKI Jakarta, di Auditorium Pegadaian, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (29/11)

<>

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur itu, kedua tayangan televisi itu sama-sama sangat berbahaya terhadap perkembangan kejiwaan anak-anak dan remaja. “Media (massa) visual itu besar sekali pengaruhnya. Beda dengan media cetak yang cuma tulisan saja,” terangnya.

Khusus tayangan sinetron percintaan, mantan Ketua PWNU Jatim itu mengaku, pada dasarnya bisa memahami kehidupan remaja. Namun demikian, katanya, bukan berarti televisi berhak menayangkan sinetron percintaan yang terlalu vulgar. Apalagi kemudian ditambah dengan adegan berpacaran di lingkungan dan pakai seragam sekolah pula.

“Adegan pacaran silakan saja, tapi jangan di situ (sekolah), jangan pakai seragam sekolah. Karena sekolah itu kan tempat mencari ilmu. Bukan tempat untuk pacaran,” ujar Hasyim.

Hasyim tak setuju, jika tayangan tersebut tetap dan terus dilanjutkan dengan alasan lebih disukai oleh masyarakat. “Disukai kan tidak mesti baik. Bagaimana mau baik, kalau (televisi-Red) isinya kekerasan, selingkuh, dan lain-lain. Sekarang bagaimana caranya kita ini menyelematkan generasi muda,” pungkasnya.

Selain mendesak sikap tegas pemerintah, Hasyim juga meminta meminta agar pihak-pihak yang terkait melakukan koordinasi dalam upaya menyelesaikan masalah tersebut. “KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), Pemerintah dan media massa, terutama media massa visual harus berkoordinasi,” ungkapnya.

Pada acara halal bi halal PW Muslimat NU DKI Jakarta tersebut hadir Ketua PWNU yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta Dr Ing Fauzi Bowo. Ketua Pengurus Pusat Muslimat NU Hj Mafudloh Ali Ubaid, Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta Hj Chisbiyah Rohim serta 300-an anggota Muslimat NU se-DKI Jakarta. (rif)