Warta

Ketua PKB Jatim kubu Muhaimin Tak Setuju Gus Dur Diganti

NU Online  Ā·  Jumat, 2 Mei 2008 | 21:20 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur kubu Muhaimin Iskandar, Imam Nahrawi, tak setuju jika KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diganti dari posisinya sebagai Ketua Umum Dewan Syura. Menurutnya, Gus Dur masih sangat layak untuk menempat posisi tersebut.

"Paling tidak, saya secara pribadi menolak. Saya tidak sependapat. Dewan Syura itu butuh ā€˜jam terbang’ yang tinggi, dukungan yang besar,ā€ ujar Nahrawi kepada wartawan di sela-sela Muktamar Luar Biasa PKB kubu Muhaimin di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Jumat (2/5).<>

Nahrawi yang juga Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa DPR RI membantah isu bahwa MLB kubu Muhaimin akan mengusung Pengasuh Pondok Pesantren Pacul Gowang, Jombang, Jatim, KH Aziz Mansyur menggantikan Gus Dur di Dewan Syuro DPP PKB.

ā€œSaya juga belum pernah berbicara dengan beliau (KH Aziz Mansyur) terkait dengan isu tersebut. Katanya, dulu awal-awal konflik, pernah mendengar, tapi tidak ditindaklanjuti," kata Nahrawi.

Bagi PKB kubu Muhaimin, imbuh Nahrawi, Gus Dur belum dapat digantikan oleh siapa pun. Posisi mantan presiden itu, katanya, merupakan simbol pemersatu di PKB. Ia pun membantah tudingan sebagian kalangan yang menyebut dirinya tak sejalan dengan Gus Dur.

"Karena kita merindukan kebersamaan. Kita merindukan dari hati ke hati. Jadi, jika ada yang mengatakan saya tidak sejalan dengan Gus Dur, ya, kita buktikan nanti. Jika perlu, belahlah dada saya," ucap Nahrawi.

Di arena MLB kubu Muhaimin tersebut muncul wacana pencopotan Gus Dur dari posisi Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB. Gus Dur bakal ditempatkan sebagai Dewan Mustasyar (penasihat). Dewan mustasyar sendiri baru akan dibahas pembentukannya pada MLB kali ini.

Di sisi lain, beredar 18 nama yang disebut-sebut bakal menggantikan Gus Dur. Selain KH Aziz Mansyur, ada nama Abdurrahman Qaharuddin, Mahfudz Ridwan (Jateng), Masyhuri Naim (PBNU), Imam Muzzani Bunyamin (Jakarta), Amin Abdul Hamid (Jawa Tengah), Tadzkir Mansyur (Jateng), Nurhadi (Demak), Endang Turmudi (PBNU), Abdul Hayyi Nain, Syaifuddin Ansor, Ahmad Bagdja, Teguh Hulaimi Umar, Abu Ridwan, Mudjib Chudori (Ikhwanul Muslimin), Lily Khodijah Wahid (adik kandung Gus Dur), Muhtadi Dimyati, dan Mustofa Zuhad (PBNU). (rif)